Mohon tunggu...
Natalie H
Natalie H Mohon Tunggu... Ilmuwan - -

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mampukah Banyumas Mengeliminasi DBD?

1 Juni 2019   10:44 Diperbarui: 1 Juni 2019   11:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

DBD merupakan penyakit menular yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.  Penyakit ini merupakan penyakit yang sebarannya cukup luas di berbagai daerah didunia. Data laporan dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kasus DBD mengalami peningkatan dari 2,2 juta pada tahun 2010 menjadi 3,2 juta pada tahun 2015. 

Di Indonesia, jumlah penderita DBD masih terbilang tinggi, di tahun 2016 terdapat 201.885 jumlah kasus DBD dengan 1.585 jumlah kematian (IR 77,96 per 100.000 penduduk dan CFR 0.79%). 

Salah satu daerah endemis DBD di Indonesia adalah Kabupaten Banyumas, dimana pada awal tahun 2019 sudah ada 72 kasus DBD dan menyebabkan lima kematian.

Faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit DBD ada banyak diantara lain faktor host, faktor lingkungan, kondisi demografi, letak geografis dan jenis nyamuk. 

Banyaknya penduduk sangat berpengaruh pada transmisi penularan penyakit DBD atau pemindahan virus dengue dari satu orang ke orang lain, karena dengan bertambahnya penduduk membuat mobilitas penduduk semakin padat sehingga kontak vector dengan manusia sangat sering terjadi, apalagi ditambah adanya migrasi dari luar kota ke dalam kota yang belum tentu semuanya sehat.

Upaya yang sudah dilakukan adalah fogging. Namun kenyataannya fogging tidak selalu efektif dalam memberantas nyamuk karena hanya nyamuk dewasalah yang mati sedangkan larva dan telur dalam genangan air masih dapat selamat, belum lagi nyamuk dewasa yang sudah resisten terhadap asap fogging. 

Hal yang penting untuk dilakukan adalah memutus rantai reproduksi dari nyamuk penyebab penyakit sehingga kedepannya paling tidak mengurangi jumlah nyamuk penyebab DBD. 

Tindakan pemberantasan DBD seharusnya tidak selalu dibebankan kepada pemerintah saja, namun juga adanya usaha dari masyarakat setempat. Ini menjadi hal penting yang menentukan keberhasilan pemberantasan DBD.

Strategi pengendalian DBD yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengalakkan PSN-DBD 3M untuk memutus rantai reproduksi dari nyamuk, selain itu juga dapat dilakukan dengan meningkatkan sistem surveillance, manajemen kasus secara cepat dan efektif, menerapkan manajemen vector secara terintegrasi, meningkatkan kerjasama dan perubahan perilaku berkelanjutan, mengembangkan kemampuan tanggap darurat dan menguatkan kemampuan nasional dan regional untuk menjalankan pengendalian dan pencegahan demam berdarah, serta melakukan penelitian mengendai pengendalian vector.

Natalie S S

Fakultas Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun