Mohon tunggu...
Nasukha Moris
Nasukha Moris Mohon Tunggu... Administrasi - Assalamu'alaikum

Jangan memikirkan apa yang akan kamu tulis karena bisa jadi tidak ada satupun kata yang keluar.. Tapi tulislah apa yang melintas di pikiranmu Tulis Tulis Dan tulis Sampai tinta dan pulsamu habis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ilmu Arudh

14 November 2021   11:37 Diperbarui: 14 November 2021   11:56 3471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

ILMU ARUDH

Sejarawan sepakat bahwa yang pertama kali memperkenalkan kaidah ilmu 'Arudh adalah Syaikh Kholil bin Ahmad an-Nanhwy al-Basry al-Azdary al-Farohidy. Sebuah nama yang diafiliasikan pada nama sebuah lembah Farohidy di kota Bashrah.

Ilmu Arudh adalah ilmu timbangan syair, Ilmu itu mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat besar, terkhusus dalam dunia sastra Arab yang kebanyakan penduduknya sangat hobi dengan syair. Nah untuk menguji kebenaran syair yang mereka buat agar terasa elegan didengar telinga, maka dibutuhanlah suatu ilmu untuk mengatur dan menyelaraskannya. Ilmu itu tak lain dan tak bukan adalah Ilmu Arudh dan Qawafi.

Imam Kholil merupakan salah satu guru dari Imam Sibaweh, seorang yang ahli dalam ilmu tatabahasa Arab khususnya dalam Fan Ilmu Nahwu. Beliau mempunyai sejarah hidup yang sangat menakjubkan, terlebih dalam perjalanan intelektualnya menggeluti bidang gramatika arab itu.

Syaih Kholil mendapatkan ilham (inspirasi) untuk menyusun ilmu 'Arudh ketika beliau ada di kota Makkah. Pemberian nama 'Arudh karena ada unsur tafa-ul atau melihat adanya pertanda baik dengan Ka'bah yang ada di tengah-tengah (arab: 'Arudh) kota Makkah.

***
Selepas 'ngaji' kitab Arudh kepada Almukarrom Yai Ahmad Mukhlis sayapun membuat syair untuk 'ngledek' teman sekamar yang kala itu sedang jatuh cinta:

~
  ~

"radio (hiburan) dan perempuan (pacaran) itu keduanya adalah penyakit, karena itu berlindunglah kepada Tuhan dengan meminta pertolongan.
Demikian juga warung (nongkrong) atau keluar dari pondok maka pelakunya pasti banyak hutang"

Perkembangan tekhnologi sudah sedemikian pesatnya maka tentu saja kenakalan santri dulu dengan sekarang pasti berbeda, dizaman saya dulu banyak santri yang membawa radio kecil untuk mendengarkan musik dan sandiwara, karena sering mengganggu konsentrasi belajar maka dilarang oleh pengurus, disita dan dikembalikan ketika akan pulang akhir sanah.

Kenakalan lainnya yang mengganggu belajar adalah melamun berjam jam memikirkan kalimat paling indah yang akan dituliskan dalam surat cinta, menghabiskan berlembarlembar kertas surat warna merah jambu mencari kata yang tepat untuk hanya sekedar mengatakan 'Aku Cinta Kamu'.

Kemudian kebiasaan yang disamping mengganggu pelajaran, menghabiskan uang kiriman juga menumpuk hutang adalah berlamalama nongkrong ngrumpi diwarung, atau keluar dari asrama pesantren dengan alasan apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun