Mohon tunggu...
nasti lamag
nasti lamag Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

life is collection of moments

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Alor 3D2N

9 Juli 2016   15:21 Diperbarui: 9 Juli 2016   17:55 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Baju adat suku Abui desa adat Takpala"][/caption]

Libur telah tiba,waktunya bermusyawarah memilih destinasi wisata ,tercapailah kesepakatan, ALOR menjadi pilihan kami sekeluarga.Berangkat dari AA Bere Tallo Atambua menggunakan pesawat kecil Susi air langsung menuju Kabupaten Alor.Mendarat di bandara Mali sekitar pukul 12 30 Wita.Pak Yunus yang menjadi guide sekaligus yang menyewakan mobil telah menunggu di pintu keluar bandara.Setelah berkenalan saya mulai menawar harga sewa mobil untuk setengah hari,Deal! Langsung menuju ke home stay cantik milik om kris yang terkenal se Kalabahi.Ibu kris yang menyambut dan langsung menggantarkan kami ke kamar yang telah saya pesan 1 minggu sebelumnya.Tidak mau membuang waktu, kami menaruh barang di penginapan,mencari makan siang di RM jember dan langsung berangkat menuju tujuan pertama yaitu air panas Tutti di desa adagae kecamatan Alor Timur,Lumayan jauh dari Kota .

[caption caption="Air panas tutti"]

[/caption]

[caption caption="Air panas tutti"]

[/caption]

perjalanan di mulai dengan view pantai,gunung karang daerah subur yang kaya air dan akhirnya mulai menanjak ke arah ketinggian,saya sarankan kalau mau berpelisir ke tempat ini haruslah membawa guide, kalau tidak saya pastikan 100% tersesat di hutan.setelah masuk melalui jalan berliku,berbatu sampailah tempat di tuju,saya bertanya dahulu ke om yunus apa saja yang boleh dan yang tidak boleh kami lakukan di tempat ini.Ternyata ada larangan tidak boleh membawa batu apapun keluar dari desa ini.Dari tempat parkir terlihat semburan air panas yang mengeluarkan suara seperti air mendidih,terdapat beberapa sumber air panas yang keluar dari tanah dan sering kali berpindah tempat.

Putra putri saya terlihat sangat antusias memperhatikan salah satu jenis fenomena geologi vulkanik ini.Tidak lupa berfoto di tempat ini sambil bertanya mengapa tidak ada penduduk yang tinggal di sekitaran wisata air panas.Menurut om Yunus dulu ada beberapa KK mulai membangun rumah di sekitaran air panas ini tetapi kemudian banyak aktifitas gaib yang sulit di jelaskan dan membuat mereka meninggalkan rumah dan berpindah agak jauh dari tempat air panas ini.lanjut ke tujuan kedua yaitu Desa adat Takpala.

[caption caption="Desa adat takpala"]

[/caption]

Balik arah kembali menuju Kota Kalabahi setengah perjalan mobil mulai mendaki dengan jalan hanya untuk satu mobil.Baru setengah perjalanan ternyata jalan raya di tutupi oleh beberapa balok dan Batang Pohon,Saran Om Yunus kita berjalan kaki saja menuju desa Takpala.Ternyata ada konflik warga yang belum selesai dan akhirnya membuat kami berjalan mendaki kira kira 30 menit ngos ngosan dengan istirahat tiap 5 menitnya.Sampailah di Desa Takpala,terlihat indah dari atas view pantai alor timur yang ombaknya lumayan ganas hari itu.Kami di sambut oleh Tetua adat,yang terlihat sibuk menyiapkan bale bale dan atraksi untuk esok hari,buat rombangan turis dari luar negri yang berjumlah 30 orang.

Mengisi buku tamu dan membayar uang sirih pinang sekitar 3 ribu per orang,putra putri kami langsung berganti pakaian adat dengan biaya 50rb per orang.Berfoto foto dengan Latar rumah adat setempat, sebelum pulang kami sempat membeli cendera mata yang di tawarkan mama mama desa Takpala.Matahari terlihat mulai terbenam, kembali ke kota Kalabahi yang Sama sekali belum Kami jajali.Putar putar sekitar kota Kalabahi tidak membutuhkan waktu yang lama,berhenti sebentar di Lapangan umum dan membeli jajanan pasar yang ramai di jual saat bulan puasa.Bersih bersih di penginapan Putri saya tampaknya kecapaian dan dia memilih tidur lebih awal.

[caption caption="Dermaga Pelni kalabahi"]

[/caption]

Saya dan Putra saya langsung berjalan kaki berkeliling kota Kalabahi menuju Dermaga Pelni,Pantai Reklamasi yang merupakan tempat makan ikan bakar yang ramai,menuju dermaga Ferry terlihat sedang bersandar KMP Laut Sabu yang akan segera berangkat menuju Pelabuhan Atapupu.Kecapaian akhirnya kami menyewa ojek motor supaya bisa membawa kami keliling lebih jauh lagi.Om Dimas menjadi ojek langganan kami siap di telpon kapan saja.Membawa kami Ngopi di Warkop jalanan ala Lesehan di jalan Ahmad yani,perempatan Lapangan Mini lalu menunjukan tempat museum 1000 moko yang rencana akan kami datangi.Setelah Puas berkeliling kami balik ke penginapan.Bertemu dengan om Kris dan berkonsultasi bagaimana caranya berkeliling pulau pulau di sekitaran Pulau Alor.Om kris menyarankan agar kita menyewa perahu motor dan seorang guide.biaya Sewa perahu motor 600rb dan guide 150rb.

[caption caption="Om Eko sang Kapten"]

[/caption]

[caption caption="Om Marlon our guide"]

[/caption]

Pagi Hari berangkat di antar oleh anak om kris menuju pelabuhan Alor kecil,sebelumnya telah membeli nasi bungkus di RM kediri dan bekal seperlunya.Lama perjalanan 30 menit sampailah di pelabuhan Alor kecil,Perahu kami telah menanti , Kapten kami Om Eko dan adiknya langsung menyalakan Motor,om Marlon guide kami memberi estimasi bahwa kita bisa berkunjung sekitar 4 atau 5 pulau yang saling berdekatan dan kami menyetujuinya.

[caption caption="Kepulauan Alor"]

[/caption]

Pertama pulau Ternate yang terkenal dengan spot diving nya, motor di matikan dan om marlon mempersilahkan anak anak untuk berenang.Sayang sebenarnya kalau tidak Diving di Kepulauan Alor,Karena Alor sangat terkenal dengan wisata Bahari dengan terumbu karangnya yang terkenal sampai manca negara.Tapi karena tidak mempunyai Surat Ijin Menyelam jadilah kami Cuma berenang ala snorkeling ,air yang sangat jernih terlihat jelas warna warni karang,agak ngeri juga tiba tiba terlihat semacam jurang menjorok ke bawah agak dalam dengan kedalamam menurut om Marlon sekitar 20 meteran.

[caption caption="menikmati keindahan bawah laut"]

[/caption]

 

[caption caption="Pantai Javatoda"]

[/caption]

Berikutnya menuju Pulau Pantar yang lumayan besar,terdapat salah satu pantai yang sangat indah yaitu pantai Javatoda,Pasir putih cantik dan terdapat resort yang di kelola oleh orang asing.Di beri nama Javatoda konon dahulu kala orang jawa dari kerajaaan Majapahit datang untuk mengambil batu dari pulau ini.Lanjut ke pulau Pura,Berenang di daerah ini serasa berat karena arus laut yang sangat kuat,terumbu karangnya sangat cantik dan ikan ikan nya seperti Dori,Nemo and friends.

[caption caption="Pantai Javatoda"]

[/caption]

[caption caption="Pulau Kepa"]

[/caption]

[caption caption="Pulau Kepa"]

[/caption]

Menuju Pulau terakhir yaitu pulau Kepa yang berhadapan langsung dengan pelabuhan alor kecil.Perahu kami bersandar dan saya langsung berenang di pinggir kapal .Pantai dengan ciri khas pasir dan koral bersih yang cantik,Cuma 3 meter saja dari bibir pantai langsung terlihat palung laut yang dalam dan ikan ikan cantik yang berseliweran.Saya tidak jago nganggal seperti anak anak jadi Cuma berani berenang di pinggiran saja,terlihat om eko sang kapten dan adiknya juga ikut menyelam bersama anak anak.Puas berenang kami berjalan kaki menuju pantai di depan resort Le petite milik orang perancis yang fasih berbahasa indonesia.Kembali ke pantai kepa,waktu menunjukkan pukul 4, kami memutuskan untuk kembali karena kapten kapal dan adiknya harus mempersiapkan diri untuk berbuka puasa.

Tiba di alor kecil kembali menuju ke penginapan,kami memesan mie goreng lezat buatan ibu kris.Sekedar informasi ketika Menginap di homestay cantik,ibu kris bersedia memasak menu apa baik selera indonesia atau selera internasional dengan harga terjangkau,jangan lupa minta sambel jeruk yg pool enaknya.Bertemu tetangga kamar,turis dari belgia,yang menanyakan kami berasal dari mana,ketika saya jawab dari Atambua dia malah bertanya itu di mana.Si allen dan alex bercerita sebelum ke alor dia sudah menjajal Atauro Timor Leste, Soe dan destinasi selanjutnya adalah lembata,Larantuka ende dan labuan bajo.Malam hari tiba kami menikmati ikan bakar di pantai reklamasi yang enak dan murah meriah.Hari 3 ,om yunus siap menjemput kami jam 7 pagi karena sebelum balik ke atambua kami harus cheek in di bandara sekitar jam 11 siang.Masih punya waktu banyak ,kami cheek out dan langsung menuju Museum seribu moko, ke pasar kadelang membeli tenun dan oleh oleh,lanjut ke kebun kopi menuju desa adat Kabola yang terkenal dengan baju kulit kayunya,sempat berfoto di bukit cinta dengan view kota kalabahi dengan teluk cantiknya.

[caption caption="Baju adat suku Kabola"]

[/caption]

Menuju bandara kami cheek in dahulu lalu menyempatkan diri nongkrong di pantai Mali yang dekat dengan bandara.Sebenarnya masih banyak tempat yang belum kami datangi,pulau di seputaran alor saja ada sekitaran 17 buah,18 titik diving,wisata alam seperti air terjun,mendaki gunung pantar.Tidak lah cukup sekali datang untuk mengunjungi semua destinasi wisata.Sering kembali ke pulau Alor,Nadine Chandradinata menjadikan Alor sebagai tempat diving favoritnya.Saat nya kembali ke Atambua,terlihat dari pesawat ,kami semakin jauh meninggalkan pulau Alor,pulau yang menyimpan banyak potensi kekayaan wisata, yang memang pantas di persiapkan untuk menjadi wisata kelas dunia.

[caption caption="Lastday at Alor"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun