Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Indonesia, Mudahnya Mengalahkan Yahudi Israel

15 Mei 2021   04:04 Diperbarui: 15 Mei 2021   04:39 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Apakah artinya Indonesia dibandingkan dengan Palestina? Indonesia bukan tanah para Nabi dan Rasul. Bukan pula tanah yang diberkahi seperti yang dijanjikan Allah dalam Al-Qur'an. Tak ada peninggalan sejarah yang keutamaannya disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadist. Namun mampu memukul mundur Belanda, Inggris dan Sekutu pemenang perang dunia 2? Padahal senjatanya hanya bambu runcing saja.

Tidak seperti Indonesia. Palestina negri para Nabi dan Rasul.  Diberkahi Allah. Ada bangunan  peninggalan sejarah yang dimuliakan Allah. Banyak sejarah kegemilangan dan penuh heroik yang dihadirkan oleh para pendahulunya. Banyak kisah karamah para waliullah hingga wali qutub di sini. Maka begitu mudah membangun kemenangan di bumi Palestina kembali.

Bukankah terusirnya Uni Soviet dari Afghanistan dipimpin oleh keturunan Palestina? Amerika pun tertunduk malu di Afghanistan oleh murid-murid yang ditempa oleh seorang guru yang berasal dari Palestina. Peta sejarah dapat  membangkitkan jiwa rakyat Palestina itu sendiri. Romawi takluk di Palestina lalu terusir ke Konstantinopel. Tentara Salib takluk di Palestina kembali ke Eropa. Bangsa Mongol yang tak terkalahkan takluknya pun di Palestina. Sehingga kedatangan Yahudi ke Palestina merupakan takdir mereka untuk ditaklukkan kembali.

Afghanistan bukan negri yang dimuliakan dalam Al-Qur'an, tetapi mampu menarik relawan dari berbagai belahan dunia. Para penakluk Uni Soviet dan Amerika di Afghanistan, sebagian besar adalah  imigran dari negara-negara Timur Tengah.  Dengan persenjataan terbatas saja mampu mengalahkan negara adi daya utama, tidak seperti Yahudi Israel yang hanya menjadi corong negara adi daya.

Dalam Al-Qur'an karakter Yahudi sangatlah lemah, walaupun mereka menyebutnya sebagai bangsa pilihan Tuhan. Saat ditantang oleh Al-Qur'an untuk mati, mereka ketakutan. Saat diperintahkan sebuah aturan oleh Nabinya mereka membangkang. Mereka banyak bertanya dengan sangat detail seolah  yang paling pintar. Dalam pertempuran karakter ini takkan bisa diandalkan. Justru menghambat pergerakan pasukan.

Dalam meraih kemerdekaan, Indonesia tak ada satu pun negara yang menopangnya. Peperangan rakyat semesta menjadi andalannya. Pertempuran gerilya menjadi penghancur kecanggihan teknologi. Daya tahan bertempur menjadi penghancur pasukan Belanda yang sangat mengandalkan logistik dalam bertahan.

Rakyat Palestina sangat memiliki modal ini juga. Terusir dari negaranya. Terbiasa diblokade. Terbiasa diperlakukan secara kejam justru membangun mental yang kuat. Tidak seperti Yahudi Israel yang sudah terbiasa ditopang total oleh berbagai negara adi daya agar mereka mampu bertempat tinggal di Palestina. Dalam sejarah Yahudi di era Nabi Musa, mereka tak bisa bertahan hidup dalam kesulitan. Selalu meminta fasilitas kemudahan dari Tuhan melalui Nabi Musa.

Channel Youtube Dengerin Hati

Nasrulloh Baksolahar 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun