Pasrah, mengikuti maunya Allah. Mengikuti hukum kehidupan-Nya. Mengikuti jalur perjalanan-Nya. Mengikuti syarat-Nya. Mengikuti ilmu-Nya. Pasrah sebuah totalitas tanpa perlawanan, hanya mengikuti saja.
Makan, bagian pasrah kepada Allah. Hukum kehidupan menggariskan bahwa lapar hanya dapat dihilangkan dengan makan. Bila tidak makan berarti melawan kodrat kepasrahan yang telah menjadi hukum alam. Namun pasrah seperti ini belum totalitas, karena kita pun harus mengikuti tata cara makan yang dikehendaki Allah.
Bekerja dan berbisnis bentuk pasrah kepada Allah, karena hanya dengan  cara itulah kita mencari dan mengisi kehidupan. Namun ini belum totalitas pasrah, karena Allah membimbing agar bekerja dan berbisnis dengan tuntunan-Nya.
Berpolitik bagian pasrah kepada Allah. Bila ingin mengelola negara memang harus melalui jalur kekuasaan. Begitulah garis kehidupan yang Allah ciptakan di kehidupan ini. Namun ini belum totalitas pasrah, bila belum menata politik dengan syariat Allah. Kepasrahan parsial itulah yang sedang kita geluti.
Mengelola bisnis dengan leadership dan manajemen yang luar biasa, itulah kepasrahan kepada Allah. Karena hukum kehidupan Allah yang sudah dicatat dalam Lauhful Mahfudz memang seperti itu. Kepasrahan menjadi totalitas bila leadership dan manajemen dibawah kendali nilai dan mindset Allah.
Kerja keras dan pantang menyerah adalah bentuk pasrah kepada Allah. Menuntut ilmu, bagian pasrah kepada Allah. Karena semua kesuksesan harus melalui jalur tersebut. Bila tidak mengikuti jalannya, maka tidak pernah akan sukses. Mengikuti liku-liku kehidupan dan perjuangannya merupakan kepasrahan kepada Allah. Maka sempurnakan dengan mengikuti nilai-nilai Allah dalam kerja keras, pantang menyerah dan berilmunya. Inilah totalitas pasrah.
Totalitas kepasrahan bila memadukan ketundukan pada hukum kehidupan yang telah digariskan Allah dan mewarnai prosesnya dengan nilai dan mindset Allah.
Channel Youtube Dengerin Hati
Nasrulloh BaksolaharÂ
