Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Potensi Ambrolnya Jokowi dari Survei

3 April 2019   22:09 Diperbarui: 3 April 2019   22:56 2323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua hasil survei masih memenangkan paslon 1 Jokowi-Maruf. Namun bila dibandingkan dengan periode Maret 2018 dengan Maret 2019 paslon 1 mengalami penurunan.

Maret 2018 data-data lembaga Survei mengukur elektabilitas Paslon 1 58%. Namun di Maret 2019 sudah ada yang mengukur hanya sampai 50%. Namun mengapa paslon 1 mengumumkan perang total?

Ada 2 titik rawan pada Paslon 1 yaitu Golput dan ketidaksetiaan pemilih.  Indo Barometer dalam survei yang dirilis awal April 2019, mencatat 40 % pemilih Jokowi berpotensi berubah menjadi golput. Oleh karena itu pemerintah segera bereaksi. Ketua umum PDIP pun beraksi keras. Bila 40 % ini benar-benar terjadi maka suara Jokowi akan ambrol.

Survei Polmark mencatat ketidaksetiaan pemilih Jokowi cukup tinggi di atas 30%, sedang Indo Barometer mencatat bahwa pemilih Prabowo sangat solid. Angka 30-40 Pemilih Jokowi yang akan golput dan bermigrasi ke Prabowo lah yang membuat rezim Jokowi menggunakan semua kekuatan aparat hingga BUMN untuk memenangkannya.

Banyak cerita yang saya dengar dan baca tentang keterlibatan pihak yang seharusnya netral dan sumberdayanya digunakan untuk negara tetapi dimanfaatkan untuk kemenangan Jokowi.

Keakuratan survei tergantung sample data dan respon responden. Sepertinya ada perlawanan yang diam dari para responden survei. Saya menemukan beberapa kasus yang ada di daerah saya.

Para responden masih menyembunyikan pilihannya saat di survei, namun mereka sebenarnya ke Prabowo. Mengapa seperti itu? 

Karena responden menilai lembaga survei menggiringnya untuk memilih Jokowi dan kadang terlihat membawa atribut Jokowi walaupun lembaga surveinya mengaku independen. Ini perlawanan rakyat terhadap lembaga survei.

Ada lembaga survei mempublikasikan bahwa di Jawa Barat Paslon 1 unggul tipis. Tapi kenyataan di lapangan hampir sebagian besar topik pembicaraan masyarakat mengarah ke Prabowo. Mengapa terjadi perbedaan ? Sepertinya masyarakat ingin menghukum lembaga survei melalui jawaban kuesionernya.

Litbang Kompas, Polmark dan Indo Barometer sepertinya membaca gelagat responden yang ingin menghukum lembaga survei. Akhirnya mereka menambahkan variabel kemungkinan migrasi suara dan golput di samping massa mengambang yang bisa merubah elektabilitas paslon. Jadi walaupun mereka tetap memenangkan Jokowi-Maruf namun potensi kekalahannya pun cukup besar.

Kubu Prabowo-Sandi semakin percaya diri. Penyebabnya, dukungan rakyat yang luar biasa dalam setiap kampanye terbuka walapun dikandang singa. Partisipasi rakyat bukan lagi sekedar hadir, tetapi berpartisipasi aktif untuk mensupport kemenangan dengan segala yang dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun