Logistik sangat vital dalam retail. Jantungnya penyimpangan dan distribusi produk dari gudang ke gerai berada dalam kendalinya. Namun bagaimana mengukur kinerjanya dalam menopang terciptanya penjualan?
Ketersediaan barang itulah kunci logistik untuk menopang penjualan. Bagaimana ukurannya? Prosentase barang kosong atau out of stock, yaitu membandingkan  barang yang kosong atau level ketersediaan minimal dibandingkan dengan total item produk yang dijual. Bagaimana bila produk ribuan item? Setiap produk harus dibuatkan kategori kecepatan penjualannya sehingga bisa difokuskan pada produk unggulan saja.
Bagaimana membedah permasalahan out of stock (OOS)? Kaitannya dengan Suplier adalah Service Level (SL) kemampuan supplier menenuhi purchase order. SL-On Time Delivery, mengukur ketepatan waktu dalam pengiriman. SL-Product, mengukur ketepatan barang baik, kondisi barang rusak atau baik, Â dalam jumlah unit, item maupun harga.
Kemampuan logistik dalam membackup kebutuhan barang di gerai pun dapat diukur dengan OOS Gerai. Pembedahan permasalahannya pun dapat menggunakan ketiga ukuran di atas.
Membedakan ukuran kinerja Suplier  dan Logistik agar dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab dan bagaimana memecahkannya. Bisa saja kinerja supplier baik, namun bisnis proses di logistiknya yang bermasalah. Atau logistiknya bermasalah karena kinerja supplier yang tidak mendukung.
Bila permasalahannya dengan Suplier maka perlu dijadwalkan Bisnis Review secara periodik dengan supplier. Apakah permasalahannya diforecast, penjadwalan pengiriman atau pembayaran Retailer terhadap Hutang Dagangnya.
Bila kaitanny dengan internal retailer, perlu direview bisnis prosesnya, dari permintaan ke suplier, aktifitas gudang dan pengirimannya.
Bila OOS-nya kecil, apakah kinerja logistik baik? Bisa jadi terjadi penghamburan sumber daya. Jumlah produk yang dibeli melebihi kebutuhan. Bagaimana mengukurnya? Day Sales Inventory (DSI) menjadi fokusnya. DSI sebuah ukuran untuk melihat berapa lama produk mengendap tidak terjual.
Bisa terjadi OOS-nya kecil, tapi DSI-nya tinggi, maka telah terjadi kelebihan barang secara umum. Bisa jadi OOS-nya tinggi, tapi DSI-nya tinggi pula, indikasinya telah terjadi pembelian yang terlalu banyak pada produk yang tidak laku dijual. Yang ideal, OOS-nya kecil, DSInya kecil sesuai standard.
Peran logistik tidak hanya sekedar menopang penjualan, tetapi juga menjaga tingkat persediaan efisien. Itulah perpaduan antara OOS dan DSI.