Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karir Kantor, Bukan Utama Lagi

11 Oktober 2018   08:34 Diperbarui: 11 Oktober 2018   08:47 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama berkeliling daerah, ada fenomena baru yang terbaca. Dahulu, karyawan hidup-mati untuk perusahaan, itulah karakter generasi pembangun. Namun bagaimana sekarang? Ada kecendrungan karir kantor tidak lagi yang utama. Mulai ada penyisihan waktu untuk dirinya sendiri.

Mereka menikmati apa pun pekerjaan yang sekarang ada, sesuai hak dan kewajibannya. Di luar jam kantor, mereka memiliki bisnis. Umumnya bisnis kuliner. Mereka enggan dipindahkan, bukan karena posisinya tidak menarik,  tetapi karena khawatir menganggu aktifitasnya di luar.

Ada juga secara level jabatan di bawah. Bergelut di ruang-ruang berdebu. Namun saat mau dipindahkan ke ruang kantor yang ber-AC, duduk manis di depan komputer, mereka tidak mau. Lebih memilih diposisinya sekarang.

Namun jangan tanya aktifitasnya diluar. Penghasilannya melebihi dari gaji kantornya. Sebulan sekali jalan ke luar negri menjadi tour guide. Bahasa inggrisnya, cukup fasih melebihi mereka yang memiliki posisi yang lebih tinggi. Fenomena apa ini?

Ada juga yang setiap liburan berprofesi sebagai Event Organizer Wedding, menjadi Master Of Ceremony dan Trainer. Bahkan memiliki sertifikat Trainer. Namun di kantor posisinya biasa saja. Mereka tidak memperdulikan keterkaitan antara posisi dengan gaji kantornya. Tetapi lebih mempertimbangkan berapa total uang yang diterima dari berbagai aktifitas sebagai karyawan perusahaan dan di luar kantor.

Di kantornya hanya input data. Namun aktifitasnya di luar mendesain logo, brand, melukis untuk souvenir moment tertentu dan komik. Bukankah ini bertolak belakang? Jadi Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dengan fenomena gaya hidup ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun