Politik memandang siapa pun sebagai teman, walau mereka secara terang terangan berada di kubu lawan. Karena politik hanya sebuah permainan. Politik kubu-kubuan hanya untuk mereka yang berfikir dangkal. Politik kubu-kubuan hanya untuk yang berjiwa sempit.
Banyak Negarawan yang berasal dari para politisi. Karena mereka belajar menciptakan kemaslahatan bagi semua, baik teman maupun lawan. Karena pada dasarnya semua adalah anak bangsa dan negri ini. Jadi kedewasaan berpolitik tak pernah menghancurkan.
Lihatlah Rasulullah saw yang mengayomi Muslimin, Musyrikin, Nasrani, Yahudi dan Munafikin di Madinah. Tak ada yang dibedakan. Semua merasakan keadilan dalam satu kesepakatan yaitu piagam Madinah.
Banyak negarawan yang berasal dari politisi. Karena politik mengajarkan ketenangan di tengah pertentangan pandangan dan kericuhan pendapat. Terlatih  melahirkan kesepakatan di tengah perbedaan yang tajam.
Lihatlah keberhasilan Rasulullah saw menyatukan seluruh kabilah Arab saat berkonflik keras siapa yang menaruh Hajar Aswad ke Kabah?
Lihatlah M Natsir, Akbar Tanjung yang bisa mengatur irama hasil sidang. Lihatlah bagaimana para pendiri bangsa melahirkan Indonesia di tengah perpedaaam ideologi, agama dan suku.
Banyak negarawan yang berasal dari politisi. Karena politik mengajarkan menerima apapun hasil kompetisi dan proses hukum. Berjuang melalui saluran hukum dan demokrasi yang sah.
Bagaimana perjuangan M Natsir untuk memulihkan Masyumi yang dibekukan dan dibubarkan Soekarno dan Soeharto. M Natsir terus berjuang melalui jalur konstitusional.
Lihatlah saat Prabowo-Hatta menghadiri pelantikan Jokowi-JK. Pertarungan Prabowo berlanjut di 2019 melalui sarana yang sah menurut hukum yaitu Pilpres. Bukan dengan mengacak-ngacak perjalanan pemerintah Jokowi.
Banyak negarawan berasal dari politisi. Walaupun sudah dipenjara dan disiksa oleh penguasa. Namun saat negara membutuhkan pengabdian bagi rakyatnya, dia bersama negara dan bangsa. Buya Hamka bisa dijadikan contoh. Yang tetap mengabdi walau dipenjarakan oleh penguasa.
Menikmati hiruk pikuk politik agar setiap anak bangsa belajar  menjadi negarawan. Namun mengapa hasilnya keributan? Itulah dangkalnya cara pandang kita terhadap politik.