Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kacamata Marketing, Hiruk-pikuk Politik

17 Agustus 2018   09:06 Diperbarui: 17 Agustus 2018   09:46 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita-berita politik jadikan sarana untuk menguji imajinasi dan analisa melalui tulisan. Kata Rhenald Kasali, pengamat itu menggunakan energi menduga-duganya. Sekarang saatnya menguji kevalidan dugaannya.

Herman Kertajaya sebelum Pilpres 2014 sempat mengeluarkan buku yang membahas bagaimana marketing untuk para politisi. Cukup menarik untuk diamati. Bagaimana memetakan pemilih. Bagaimana meraih simpatinya. Bagaimana menggembosi suara lawan. Jadi pandanglah jagat perpolitikan pemilu-pilpres dari sudut marketing, maka kita bisa menikmatinya.

Herman Kertajaya melakukan segmentasi pemilih kedalam bagian yang sangat spesifik. Sehingga tahu gaya hidupnya, cara berfikirnya. Apa yang mempengaruhinya. Bagaimana cara pendekatannya. Siapa tokoh dan cara memasuki pemikiran pemilih. Sangat menarik bukan?

Jangan melihat politik dari kacamata hinggar bingarnya. Jangan hanya melihat hiruk pikuk pertentangannya. Jangan melihat panasnya. Tapi apa yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi kita?

Obrolan apa yang paling menarik menjelang Pemilu-Pilpres? Ya politik. Mengapa tidak digunakan untuk menguji dan melatih kemampuan menulis? Mengapa hanya menjadi diskusi dan obrolan di tempat tongkrongan. Sayang sekali bukan?

Menulis politik tidak perlu ilmu yang banyak dan kompetensi tentang ilmu politik. Tulis saja dugaan kita. Yang penting jaga etika agar tetap dalam kebersamaan.

Berita politik menggambarkan strategi bukan sekedar tampilan sosok semata. Setiap komentar politisi akan mengarahkan ke mana. Ada berita yang direkayasa kejadiannya. Ada pula yang spontan untuk mempengaruhi persepsi publik. Liku-liku politik menjelang Pemilu dan Pilpres hanyalah permainan untuk membentuk persepsi publik terhadap para kontestan. Sangat menarik untuk dikaji.

Hiruk pikuk politik dinikmati dengan  melihat bagaimana kreatifitas para politisi. Memperhatikan out of the box cara berfikir dan pendekatannya. Mempengaruhi emosi dan persepsi. Mendekati masyarakat dengan terobosan yang unik. Melihat hiruk-pikuk Pemilu-Pilpres seperti menikmati drama dalam sinetron.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun