Malam ahad kemarin. Kumpul dengan beberapa orang. Dia seorang anak muda. Lulusan sebuah universitas. Ketika membahas berbagai kondisi Indonesia saat ini. Terlontar ucapan,"Ayo kalahkan Jokowi."
Saat berbicara dengan seorang ibu. Dia sama sekali tak berkecimpung  dalam politik praktis. Namun saat saya berbincang cukup lama dia berkata,"Pilpres besok harus ada pemimpin baru yang dimunculkan."
Tidak itu saja. Bila berkumpul dengan sejumlah orang berpengaruh dalam skala tertentu. Semangatnya butuh sosok pemimpin baru.
Ada seorang bapak yang bercerita. Ketidaksukaannya pada rezim ini. Saat dia ke Pom Bensin, ternyata harga BBMnya sudah naik. Dia kaget luar biasa. Bagaimana bisa, sesuatu yang menjadi hajat orang banyak tidak transparan dalam penentuan harganya.
Dia mengungkapkan kekesalannya dengan berdoa di depan Pom Bensin.
Bila berjalan ke beberapa tempat. Ada sebuah fenomena yang sama. Yaitu mengganti kepemimpinan saat ini. Ini tidak terjadi era SBY.
Seingat saya  dahulu  bila berkeliling disejumlah tempat, yang ditemui cendrung mendukung SBY. Ada semangat untuk mempertahankannya. Namun sangat berbeda di era Jokowi.
Di era SBY, walau penuh hujatan padanya. Dia cukup gentelmen dan terbuka menerima kritikan. Perubahan di desa-desa sangat terasa dengan program PNPMnya.
Program bantuan desa yang sudah diamanahkan melalui Undang-Undang sebenarnya sudah cukup merubah kondisi desa-desa. Namun mengapa tak dirasakan masyarakat ? Sepertinya ada hal lain yang menyentuh jiwa rakyat untuk mengkomunikasikannya.
Efek Jokowi juga berpengaruh pada partai pengusungnpengusungnya. Mulai banyak yang alergi dengan partai pengusungnya.
Namun berbeda bila mengikuti acara pemerintah daerah. Banyak pula yang memujinya. Terutama keberhasilan Jokowi di daerah-daerah perbatasan.Â