Mohon tunggu...
Nasrullah
Nasrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pengusaha lovebird

penulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Membudidayakan Lovebird

30 Juli 2021   08:44 Diperbarui: 30 Juli 2021   09:36 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Burung lovebird atau biasa disebut dengan burung cinta merupakan salah satu burung dari sembilan jenis spesies genus Agopornis. Lovebird merupakan burung dengan ukuran kecil, antara 13 sampai 17 cm degan berat 40 hingga 60 gram. Keunikan dan keistimewaan burung lovebird bukan hanya pada bulunya yang menawan, tetapi pembawaannya yang lincah dan ceria serta sangat sering bersiul menjadikan burung ini salah satu jenis burung yang paling banyak dipelihara, baik sebagai burung hias maupun burung pesiul. Lovebird juga tergolong ke dalam burung yang pintar dan bisa meniru suara burung lainnya.

Karena banyak yang suka memelihara burung lovebird, tidak sedikit orang di berbagai wilayah di Indonesia yang membudidayakan lovebird dengan tujuan hanya memenuhi hobi bahkan menjadi tujuan bisnis. Untuk membudidayakan siap untuk disatukan di dalam satu sangkar. Jika sepasang lovebird tersebut cocok, biasanya tidak terjadi perkelahian. Jika sepasang lovebird tersebut tidak cocok maka akan terjadi perkelahian dan harus segera dipisahkan lalu mencari indukan lovebird yang baru.

Jika indukan lovebird tersebut berjodoh maka tahap selanjutnya yaitu rutin memberi makan. Jenis-jenis makanan yang bisa diberikan untuk lovebird yaitu telur rebus, toge, biji sawi, dan jagung muda. Tidak lupa memberikan vitamin untuk merangsang perkawinan lovebird. Vitamin tersebut banyak dijual di toko-toko burung.

Ketika lovebird betina sudah bertelur, sebaiknya jangan sering-sering melihatnya karena lovebird betina akan merasa terganggu. Kalau sudah merasa terganggu biasanya lovebird betina enggan mengeramkan telurnya. Jika hal itu terjadi, sebaiknya dekatkan sangkar betina lain yang mau mengerami telur tersebut. Nantinya, lovebird betina yang tidak mau mengeram telurnya akan terpancing dan menjadi mau mengerami telurnya

Setelah telur menetas, tunggu sampai 14 hari terlebih dahulu lalu pisahkan lovebird dengan induknya. Caranya, tunggu anak lovebird keluar dari sarangnya. Lalu siapkan lampu pemanas berukuran 5 watt agar anak lovebird tetap hangat. Setelah itu beri pertahian pada anakan lovebird dengan memberikan makan yang rutin dengan menyuapi makanan tersebut, misalnya dengan memberi pelet yang sudah diseduh dengan air hangat. Sebaiknya anak lovebird disuapi setiap 4 jam sekali.  Jika anakan lovebird sudah besar, maka dapat dijual dan harganya pun cukup menguntungkan.

lovebird tidaklah terlalu sulit. Pertama-tama yaitu mempersiapkan kandang dengan ukuran agak besar dan siapkan pula kandang untuk tempat bertelur lovebird yang terbuat dari kayu yang umumnya berukuran 20 cm x 20 cm x 25 cm. Di dalam kandang tersebut juga disisipkan ranting kecil, serut kayu, dan dedaunan kering di sekitar kandang bertelurnya atau sering disebut dengan glodok.

Setelah kandang tersedia, tahap berikutnya adalah persiapkan indukan lovebird yang berkualitas, terutama yang sehat agar anakan lovebird lahir dengan kualitas yang baik. Sebaiknya indukan lovebird yang dipilih usia jantannya lebih tua daripada usia betina. Sebab, dalam proses perkawinan lovebird jantanlah yang lebih mendominasi.

Setelah mendapatkan indukan lovebird yang diinginkan, sebaiknya jangan langsung disatukan karena lovebird yang siap kawin usianya minimal 1 tahun. Tidak terlalu sulit untuk melihat bagaimana ciri-ciri lovebird yang sudah siap kawin. Pada lovebird jantan sering menggosokkan pantatnya pada kandang. Kalau pada lovebird betina lebih sering mengangkat ekornya ke atas dan membentangkan sayap. Jika sudah ditemui ciri-ciri tersebut maka lovebird pun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun