Kalau ditanya, "Apa momen paling ditunggu setiap tahun?" buat banyak orang jawabannya pasti mudik. Apalagi buat perantau sejati, mudik itu bukan cuma soal pulang kampung, tapi juga tentang pulang ke pelukan orang tua, nostalgia masa kecil, dan tentunya... kuliner kampung halaman yang gak bisa dilawan!
Setiap kali bulan Ramadan mulai memasuki minggu-minggu akhir, ada satu kata yang tiba-tiba terasa begitu hangat: mudik. Iya, pulang kampung. Momen tahunan yang ditunggu-tunggu jutaan orang di tanah air. Entah yang merantau demi kerja, kuliah, atau sekadar petualang hidup di kota, semua sepakat---mudik itu ibarat recharge batin.
Tahun ini, gue termasuk yang gak mau ketinggalan ikut rombongan mudik nasional. Tapi ada yang beda. Kalau biasanya gue naik mobil pribadi, tahun ini gue putusin buat naik kereta api. Tepatnya, bareng KAI (Kereta Api Indonesia). Awalnya sih iseng aja, pengen cobain suasana baru dan biar gak capek di jalan. Tapi ternyata, keputusan itu jadi salah satu yang paling mantap tahun ini.
Dan jujur aja, mudik bareng KAI tahun ini tuh benar-benar mantul---mantap betul!
Jauh sebelum hari H, gue udah intip-intip aplikasi KAI Access. Dari tampilan aplikasinya yang user-friendly sampai proses pesannya yang gampang banget, semuanya bikin pengalaman jadi makin lancar. Pilih tanggal, jurusan, kursi, bayar---selesai! Bahkan gue bisa pilih tempat duduk sesuai selera: dekat jendela, dekat pintu, atau bahkan dekat colokan buat ngecas HP. Enak banget, kan?
Dulu mungkin banyak orang mikir pesan tiket kereta itu ribet. Sekarang? Tinggal sentuh layar ponsel, dan tiket langsung masuk ke email. Teknologi emang bikin hidup makin nyaman.
Gue naik dari Stasiun Pasar Senen, dan serius deh---kaget banget. Stasiunnya bersih, teratur, dan modern. Ada banyak petugas yang standby bantu penumpang, papan informasi digital yang gampang dibaca, bahkan ruang tunggu yang adem dan nyaman. Gak ketinggalan, musala-nya juga bersih dan tenang, cocok buat yang mau ibadah dulu sebelum berangkat.
Sambil nunggu, gue sempat ngobrol sama penumpang lain. Banyak yang bilang, mereka juga takjub dengan peningkatan layanan KAI beberapa tahun terakhir. "Dulu mah naik kereta deg-degan... sekarang kayak naik pesawat," kata seorang bapak yang mudik bareng keluarganya.
Begitu masuk ke dalam gerbong, suasana adem langsung menyambut. Kursinya empuk, ruang kakinya lega, dan semuanya bersih. Di depan tempat duduk ada meja lipat, colokan listrik, dan gantungan barang. Gak cuma itu, sinyal di beberapa titik juga masih stabil, jadi bisa sambil scroll medsos atau nonton pertandingan bola di HP.
Sepanjang perjalanan, pemandangan luar jendela bener-bener bikin hati adem. Dari sawah hijau, sungai kecil, sampai bukit-bukit yang terlihat dari kejauhan. Ada rasa tenang yang gak bisa didapat kalau nyetir sendiri di jalan tol yang monoton.