Mohon tunggu...
Nasrul Hasim (ARUL)
Nasrul Hasim (ARUL) Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA

haii akuu seorang ambivert

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Haru di Arus Balik: Antara Rindu dan Realita Kota

9 April 2025   22:13 Diperbarui: 9 April 2025   22:13 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto diambil di terminal Jombor ( dokumentasi pribadi)

Di balik hiruk-pikuk kota besar, tersembunyi kisah-kisah haru yang mengalir seperti arus balik, membawa setiap insan pada labirin perasaan antara rindu yang mendalam dan realita kehidupan yang tak terelakkan. Artikel ini mengupas perjalanan emosional yang penuh warna, menggambarkan bagaimana setiap langkah di trotoar kota menyimpan rahasia rindu yang berselimut realitas.

Jejak Kenangan di Setiap Sudut Kota

Di pagi yang sejuk, ketika embun masih menghiasi jalan setapak dan gedung-gedung tinggi berdiri anggun, banyak jiwa yang terseret dalam kenangan masa lalu. Dalam setiap sudut kota, terdapat saksi bisu dari perjalanan waktu yang telah menyisakan jejak kehangatan, tawa, dan kadang air mata. Rindu bukan sekadar kerinduan terhadap seseorang, melainkan juga pada masa-masa yang penuh warna, petualangan kecil di jalanan yang kini mulai tergantikan oleh modernitas.

Seperti halnya arus balik yang membawa pulang sesuatu dari perjalanan jauh, rindu pun menyusup ke dalam kehidupan, menyatukan kisah tentang kebersamaan dan kehilangan. Di antara bangunan beton dan lampu neon yang bersinar, cinta dan kenangan masih tersembunyi di balik bayang-bayang, menunggu saat untuk kembali ditemukan.

Arus Balik dalam Ritme Kota

Kehidupan di kota besar sering kali digambarkan sebagai gerak cepat tanpa henti. Namun, disitulah arus balik memainkan peran penting. Seperti sungai yang mengalir, kehidupan kota tidak pernah statis. Di tengah keramaian, setiap orang memiliki cerita yang unik, membentuk potret realita kota yang penuh ironi dan keindahan.

Bagi mereka yang pernah merasakan jauh merantau dan kembali ke kota asal, arus balik itu ibarat panggilan yang sulit diabaikan. Ada kehangatan yang terpancar dari pelukan keluarga, aroma masakan rumah yang tak tergantikan, dan tawa yang mengalun di sekitar meja makan. Meskipun realita kota telah berubah, kenangan masa kecil tetap hidup di setiap sudut, mengingatkan bahwa di balik kesibukan, ada keabadian nilai-nilai kekeluargaan dan tradisi.

Rindu sebagai Pengikat Jiwa

Rindu sering kali muncul di saat-saat di mana waktu seakan berhenti, melambat untuk sejenak memberi ruang bagi hati untuk merenung. Di balik hiruk-pikuk keramaian, seseorang bisa merasakan getaran rindu yang murni---rindu akan tempat, orang, dan waktu yang pernah berjalan. Hal ini bukan sekedar emosi yang ringan, melainkan pengikat jiwa yang membawa seseorang pada relung terdalam dirinya.

Bayangkan seorang yang berjalan di jalanan kota, mengenang masa lalu di tiap derap langkahnya. Setiap tempat memiliki aroma khas yang menyimpan cerita, setiap lorong kecil menjadi saksi atas tawa dan air mata. Ia menemukan bahwa rindu bukanlah beban yang menghambat, tetapi energi yang mendorong untuk terus melangkah, mencari jati diri di tengah pusaran hidup yang terus berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun