Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Rusia-Ukraina, Karma Negara-negara Eropa dan di Mana Peran PBB?

4 Maret 2022   10:19 Diperbarui: 4 Maret 2022   11:26 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tank Rusia yang diangkut oleh kereta api (dok. cnbcindonesia.com)

Satu minggu ini dunia di kejutkan dengan invasi Negara Rusia ke Ukraina di benua eropa. Hal ini karena Rusia dan Ukraina merupakan sama -- sama Negara yang tinggal di benua eropa, Benua yang maju dan jauh dari kata kemiskinan dan maju masalah pendidikan. Yang terkejut pertama tentu orang --orang Eropa, sebab mereka sudah beranggapan selama ini bahwa yang perang adalah Negara --negara yang ada di Afrika dan Timur Tengah, biasanya mereka sebut Negara dunia ketiga, sebutan untuk Negara yang miskin dan banyak teroris.

Dan biasanya Negara Eropa yang menginvasi atau mengajak perang Negara yang miskin, contoh misalkan Negara Indonesia di jajah oleh Belanda pada zaman dahulu tidak apa --apa bagi mereka, karena Indonesia termasuk Negara dunia ketiga, yang miskin dan minyak goreng masih mahal serta langka.

Oleh karena itu, hampir semua wartawan Televisi di Negara Eropa selalu mengatakan bahwa, ukraina berkulit putih, mata biru dan beragama Kristen. Mengapa Rusia tega untuk memerangi tetangganya tersebut. Padahal, sama -- sama Negara Eropa. Kata mereka di televisi.

Bagi penulis pernyataan mereka seperti itu tidak heran karena mereka (Eropa) selalu menganggap manusia bukan dari bangsanya adalah musuhnya. Sebab Negara --negara Afrika dan Timur Tengah serta Asia hampir semua dijajah oleh Negara Eropa dari Italia, Portugal, Inggris, Spanyol dan Belanda semuanya pernah datang ke Negara dunia ketiga hanya untuk mengambil kekayaan alamnya saja.

Dengan Rusia menginvasi Ukraina maka Negara Eropa baru tau bagaimana rasanya suasana perang. Bagaimana suasana tidak ada listrik, krisi pangan dan krisis kesehatan. Apalagi pada masa pandemik korona yang semakin memperparah keadaan perang.

Sebenarnya perang Rusia dan Ukraina merupakan cobaan dari Negara Negara di Eropa tentang peradaban yang mereka sudah bangun sejak perang dunia kedua. Iya, cobaan tentang kemajuan teknologi dan kemajuan tentang pendidikan yang mereka selalu bilang bahwa pendidikan mereka yang terbaik di dunia. Namun, semua yang mereka banggakan menjadi sia -- sia sejak Rusia menginvasi tetangganya sendiri yaitu Ukraina yang sama -- sama bekas Negara Uni Soviet.

Dengan alasan apapun peperangan bukanlah solusi. Karena manusia hidup di dunia sama semua derajatnya. Dan coba kita kembali mengulang, bagaiaman bumi ini diciptakan oleh Tuhan untuk di tempati bersama dan saling membantu. Namun, karena sifat manusia ingin menang sendiri dan mau di akui hebat oleh orang lain maka terjadi peperangan yang mencoba siapa yang paling hebat.

Kesalahan pendidikan dini menjadi pemicu awal perang, karena pendidikan dini adalah awal mula muncul terbentuknya emosi anak -- anak dan juga bagaimana mereka mengontrol emosi. Sehingga jika menjadi pemimpin nanti maka akan melahirkan solusi tanpa perang.

Peperangan yang terjadi di Rusia dan Ukraina karena keegoisan dua pemimpin yang tidak mengambil jalur diplomasi dulu, langsung main perang saja. Oleh karena itu, mengakibatk rakyat yang menjadi taruhannya.

Pendidikan Eropa yang selalu menjadikan materi dan kekuasaan sebagai prestasi maka terlahir pemimpin yang benar -- benar tidak mengerti perasaaan rakyatnya, malah dengan gegabah menyatakan perang. Penulis tidak menyalahka Rusia atau ukraina. Akan tetapi yang salah itu mungkin pendidikan yang berbasis materi dan kekuasaanlah salah satu pemicunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun