Beberapa meja tanpa taplak masih terlihat kosong, angka jam dilayar utama handphone android belum menimbulkan pada angka 17:00 WIB sebagaimana yang terikat pada janji. Satu satu sepeda motor melaju melintasi didepan caffee yang berada disudut, sebuah tingkungan tajam dalam sebuah gang, tak berapa jauh beberapa orang lelaki dewasa berada disana antara kuala yang membentuk sungai dan disana juga terlihat sebuah sampan diantara pohon rumbia. Bahkan disebuah bangunan kayu yang berada tepat didepan tempat kami mampir juga terlihat sekitar lima orang yang sedang berbincang.
Memasuki sebuah caffee dengan agak penuh keraguan, hingga memunculkan tanya, apa benar ini tempat yang kita tuju. Dengan sigap Riyal mengatakan "Oe nyoe bang, jeh pat na dituleh caffee ummi. Ya, ternyata benar, lantaran tak lama kami duduk, muncul seorang perempuan yang sudah tak gadis lagi, perempuan itu juga bukan yang terlihat saat awal kami masuk.
"Ikut acara SEMAT?" ujar perempuan itu sambil berjalan melihat kearah Riyal, Os pun menoleh, "Oh ini Bang Oos ya, dari wajahnya kelihatan nggak asing" ujar perempuan itu yang ternyata bernama Kak Nida Al Ydrus (nama terlihat di fehbuk) sambil berusaha terlihat manis, os pun tersenyum sambil mengatakan "Iya".
Komunitas SEMAT, bukan kemarin saat mau jumpa Os kenal, jauh sebelum hari kemarin, Rabu, 4 September 2019, Os udah tahu.
Apalagi, Â kini membagi dan membantu yang duafa, Â memberikan sembako serta sampai membantu untuk memberikan kursi roda serta pasien kesehatan jiwa.
Warga masyarakat yang mengalami kesehatan jiwa atau terganggu kejiwaan dengan berbagai alasan dan sebab. Â Pengobatan terhadap pasien jiwa dilakukan oleh pihak keluarga maupun melalui lembaga sosial dibawah naungan pemerintah.
Disinilah, hal yang membuat kita hari itu ketemuan dan diskusi. Komunitas SEMAT ini beranggotakan emak emak dari berbagai golongan dan profesi.
Dari BFLF Aceh Barat Daya hadir sore itu Nasruddin Oos (Oos) , Â Mulyana Syahriyal (Riyal), Supriadi (Adi Bob), Muhammad Zulkhalis (Khalis), sedangkan dari Komunitas SEMAT hadir Kak Ria, Â Kak Ray, Â Makbiet Kery, Kak Nida.
Sementara Kak Dokto Yenni, Â Kak Anna, Â Mami Afni dan kak Dien/Yanti ini bisa kita bilang mereka mewakili BFLF Aceh Barat Daya dan komunitas SEMAT.
Diskusi tersebut lebih kepada bagaimana menghadirkan Rumah Rehab untuk pasien kesehatan jiwa. Â Bukan sekedar menampung dan memberi obat dan kontrol akan tetapi juga harus diberdayakan.
Selama ini, Â mereka terasing, Â tersisih dari lingkungan dan keluarga, apa lagi mereka mendapatkan lebel Gila.