Mohon tunggu...
Nasrin Syafika
Nasrin Syafika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidik Harus Peka

23 Agustus 2018   08:55 Diperbarui: 23 Agustus 2018   08:57 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Istilah pendidik pastinya tidak asing lagi bagi semua kalangan di muka bumi ini, mulai dari seorang balita, dewasa bahkan lanjut usia. Di zaman millenial seperti sekarang tentunya semakin banyak tenaga pendidik yang dibutuhkan karena pola hidup manusia dulu sudah berpindah ke pola hidup yang instan serta mampunya mengakses informasi apa saja dan dari sumber mana saja.

Generasi zaman now cenderung lebih suka terhadap hal-hal yang siap saji, bukan hanya soal makanan tetapi semuanya, terlebih terhadap berita-berita yang beredar. Mudahnya anak sekarang membagikan berita yang dilihatnya tanpa memverifikasi terlebih dahulu, melihat berita-berita yang isinya hanya untuk memprovokasi, dan lain sebagainya.

Dari kejadian di atas, tenaga pendidik bisa membantu proses menanamkan kepribadian atau moral baik kepada anak yang dididik. Mereka sebagai tenaga pendidik tidak hanya membagikan ilmunya kepada murid atau mahasiswa, mereka juga bisa menyalurkan ilmu yang didapatnya kepada para santri. Agar proses pembelajaran tersebut berjalan sesuai rencana, maka seorang pendidik harus selalu mengontrol situasi dan kondisi yang ada, mereka harus peka terhadap lingkungan sekitarnya.

Berkarir di bidang pendidikan adalah tugas yang sangat mulia, dengan mengajarkan apa yang orang lain mungkin belum tau, menambah wawasan dan memberi arahan supaya orang lain bisa mengantisipasi adanya hal-hal negatif yang bisa saja menghampirinya. Seorang pendidik diharapkan peka karena setiap anak mempunyai potensi dan kelebihan yang tidak sama, berbeda tetapi tujuannya tetap sama, yaitu belajar.

Mereka sebagai panutan harus peka terhadap anak-anaknya, terlebih harus tau potensi yang dimiliki anak tersebut, kelemahannya atau sesuatu yang menghambat berjalannya pembelajaran yang berlangsung. Karena bisa saja seorang anak mempunyai pemikiran lebih baik diam tidak tau apa-apa daripada harus bertanya tetapi salah.

Dari tulisan ini terselip harapan semoga kedepannya lahir pendidik-pendidik baru yang mampu mengayomi anak-anaknya bukan hanya datang membagi tugas, menetapkan aturan dan memberi sanksi, poin ketiga ini boleh saja diterapkan jika memang ada yang melakukan kesalahan. Namun tetap saja harus sesuai dengan norma-norma serta etika moral yang berlaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun