Mohon tunggu...
Fakhrunas Jabbar
Fakhrunas Jabbar Mohon Tunggu... Dosen - Penulis/ Sastrawan

Fakhrunnas MA Jabbar adalah sastrawan, dosen dan wartawan, tinggal di Pekanbaru Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jembatan Persaudaraan lewat Kaukus Sastra Indonedia-Azerbaijan

20 September 2019   08:07 Diperbarui: 20 September 2019   09:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seminar Multikulturalisme dalam Sastra yang digelar di Baku, Azerbaijan, 12 September lalu membuahkan keputusan penting yakni  terbentuknya 'Kaukus Sastra Indonesia- Azerbaijan' (KSIA).

Pembentukan KSIA ini didukung penuh oleh Dubes RI Azerbaijan, Prof. Dr. Husnan Bey Fananie dengan pertimbangan adanya kesamaan tradisi sastra yang kuat antara Indonesia dan Azerbaijan.  

Bahkan, kata Husnan, sejumlah universitas di Azerbaijan membuka prodi Sastra dan Bahasa Indonesia yang diminati oleh para mahasiswa setempat seperti Azerbaijan University of Language.

Dubes Husnan yang memperoleh gelar profesor kehormatan di Azerbaijan  selanjutnya mengatakan, Azerbaijan merupakan negara beragam suku dan kultur dimana rakyatnya hidup secara harmoni seperti juga negara Indonesia. Azerbaijan kaya akan produk seni seperti musik, tari, kuliner, arsitektur, cinematografi dan sebagainya. Sementara sastra merupakan genre seni lainnya yang merefleksikan budaya dan tradisi Azerbaijan.  

''Azerbaijan banyak melahirkan para penulis terkemuka dalam banyak genre sastra fiksi, non-fiksi , puisi, esai, kritik sastra, dsb di antaranya Nizami Ganzavi, Huseyn Javid, Imadaddin Nasimi, Mirza Fatali Akhundov, Ahmad Javad, Sulayman Rustam. Karya-karya  mereka sudah diakui dunia sejak dulu.,'' ucap Husnan yang meraih S2 di Pakistan dan S3 di Leiden, Belanda ini.

Sementara Kritikus Sastra, Maman S. Mahayana yang tampil sebagai pemakalah pada Seminar Multikulturalisme bersama sastrawan  Fakhrunnas,MA Jabbar (dosen Universitas Islam Riau- UIR) dan Mansur Efendy (IAIN Surakarta) menjelaskan KSIA merupakan wadah kerjasama kedua negara  di bidang sastra yang baru terbentuk pertamakali. 

Berbagai kegiatan dapat dilakukan melalui wadah ini antara lain  penerbitan karya sastra bersama seperti antologi puisi dan cerpen tiga bahasa (Indonesia-Azerbaijan-Inggris), muhibah sastra dan penelitian bidang sastra budaya  secara bersama. 

Menurut Maman, beberapa peneliti Azerbaijan rupanya juga sudah mengenal khazanah sastra Indonesia dengan cukup baik, seperti karya-karya Pramoedya Ananta Toer, Eka Kurniawan, serta  karya-karya sastra yang terbit tahun 1950-an.  

"Sementara kita tak banyak tahu perkembangan sastra kontemporer Azerbaijan. Itulah sebabnya, penting artinya kita mengenal khazanah sastra Azerbaijan, mengingat reputasi mereka yang berada di tingkat Anugerah Nobel Sastra," ujar Maman.

Sejumlah tokoh sastra dan budaya  dan ilmuwan dari  Azerbaijan  yang ikut dalam KSIA di antaranya  Prof. Habib Zabaliyev (Professor at Azerbaijan University of Language), Prof. Bedirkhan Ahmadov (Head of Asian Nations Department, Institute named after Nizami Ganjavi), Prof. Imamverdi Hamidov (Head of Ancient Azerbaijan Literature Department, National Academy of Science named after Nizami Ganjavi), Layla Ramazanli dan sejumlah penulis lainya.

Sumbang Buku 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun