Mohon tunggu...
M. Nasir Pariusamahu
M. Nasir Pariusamahu Mohon Tunggu... Penulis - -

Saya Manusia Pembelajar. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi│Suatu Saat di Sunday

8 Juli 2018   08:41 Diperbarui: 8 Juli 2018   08:58 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Fotografercirebon

Hari itu, kanvas cakrawala berdetup,
Membuka pagi dengan semburan merah saganya,
Perahu-perahu nelayan berarak-arak masuk ke gelombang,
Ombak beningnya menenggelamkan keringat,
Dari jauh, tepukan baling-baling melambaikan tangan kepada pantai yang ditinggalkan,
Wahai pasir, karang-karang, mangge-mangge bantu doakan.
Hiburlah tasi dan kail-kail dengan dengunan syair Malahayati.

Sekirannya suara tak retak,
aku akan bernyanyi diiringi palung laut serta lelamu nae-nae badang,
Menarikan ikan-ikan paranga yang telah pergi jauh.

Tapi, cuaca tak lagi menggembirakan,
Hujan telah membakar ombak,
Ujung-ujung ombak berubah menjadi mata pisau,
Tipis tajam menguburkan papan-papan perahu,
aku baru sadar, ternyata yang pulang ialah kafan putih bapakku.

O...restu Allah, segalanya.
Ini Sunday, tak ada lagi uang beli Nasi Kuning di Mama Imam.

aku onggokan lilin lepuh yang terasir dalam bayangan bunga Bakung.

Ambon,  08 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun