Sambil mengilhami lirik Rabitha, di sudut kelas, aku merasakan, ukhuwah yang hampir retak seperti kaca, terangkai kembali.
Hari-hari telah banyak kulewati di sekolah ini. Tawa dan canda telah menguatkanku dalam perjalanan kebaikan ini.
2016 telah berlalu dalam kalender. Dengan langkah malu-malu, aku berbaur dan kemudian menemukan sebuah harmoni hidup. Bahwa hidup tak selalu menginginkan pemenuhan identitas pribadi. Namun, perlu ada keserasian antara capaian dan harapan.
Adanya common issue sekaligus commensense. Sebab, entitas sosial itu hadir dalam kerangka kolektif kolegia. Ada antonim like and dislike. But, tidak bisa memengaruhi.Â
Itulah sebabnya, selama di kampus kami senantiasa ditaburi dengan ayat-ayat pentingnya hidup dalam persatuan (ukhuwah) dan diujung itu ada itsar.
Seperti awal aku masuk rumah pendidikan ini, ya Kamis pula, 16 Â Juni 2016. Dan kini Kamis yang sama, aku menemukan masih menemukan ketenangan didalamnya. Aku sangat bersyukur dipertemukan dengan manusia-manusia yang tangguh, beban dipikul bersama, walau kadang dzikir istigfar di akhir kerjanya. Tetapi, itu manusiawi. Mereka manusia.
Dengan tau diri, sadar posisi, aku menemukan jejak diantara mereka, yang begitu banyak manusia yang melakukan pekerjaan sama. Mereka telah bekerja dalam optimalisasi yang tinggi.
Dalam salah satu petikan, yang kurekam dalam benak, " kenapa anda bertahan? "Sebab, tempat ini membuat kita baik. Baik ibadahnya, baik hatinya.
Ini hanya mengenang salah satunya  perkara diantara beberapa perkara. Sebab, dalam riwayat, Umar bin Khattab ketika ditanya kenapa anda belum menghafal keseluruhan surah dalam Al Qur'an?" Dijawabnya, " karena ayat yang kuhafal saja belum keseluruhan aku aplikasikan. "
Dari perkataan Khalifah Kedua ini, walau agak kurang relevan, dengan konteks pada paragraf ketujuh. Namun, bisa didapat satu benang merahnya bahwa cukup satu saja amalan yang menjadi alasan kita, kenapa kita memilih jalan ini. Tak perlu banyak rangkaian alasan. Ribuan alasan dapat membuat kita menjadi manusia "pelarian".
Tetapi ternyata, Allah jaga dan tetap menjadi penguat, kepada mereka yang telah menjadi guru sanubari. Guru kehidupan. Yang membangkitkan roh jiwa.