"Nanti kita lulus bareng ya! Skripsian satu tempat, saling bantu kalau ada yang kesusahan!"
Tapi entahlah... Â
Semester awal selalu punya euforia sendiri. Semua masih semangat, masih berusaha membentuk kelompok pertemanan yang solid, dan masih percaya kalau circle ini bakal tetap utuh sampai akhir.
Kita ke kampus bareng, nongkrong bareng, dan bahkan kalau ada tugas kelompok, sebisa mungkin harus satu tim. Â
Di awal, kita semua percaya bahwa kuliah bukan cuma soal belajar, tapi juga soal "perjalanan bersama." Pokoknya, kita lulus bareng, sukses bareng, dan tetap berteman sampai tua! Janji yang saat itu terdengar meyakinkan.
Tapi ternyata, waktu selalu punya cara untuk menguji segalanya.
Semester mulai berjalan, dan realita mulai menunjukkan bentuknya. Kalau di awal kita bisa ketawa-ketiwi tiap hari di kantin, sekarang semuanya mulai punya jalan masing-masing.
Ada yang sibuk di organisasi, ada yang kerja part-time, ada yang mulai lebih fokus akademik, dan ada juga yang tiba-tiba sering hilang (katanya sih, fokus ke diri sendiri, padahal entah ke mana).
Yang tadinya selalu hadir di tongkrongan, kini lebih banyak di perpustakaan. Yang dulu hobi nongkrong sampai malam, sekarang lebih sering pulang cepat karena kerjaan numpuk. Waktu yang dulu terasa cukup buat semuanya, sekarang mendadak terasa terlalu sempit.
Obrolan di grup chat pun mulai berubah. Dari yang awalnya rame diskusi tugas dan agenda makan bareng, kini hanya tinggal pesan "Ada yang udah ngerjain ini belum?" yang sering kali tidak dibalas.
Kita mulai sadar, ternyata kuliah bukan sekadar tempat buat ketawa bareng. Tidak semua janji yang diucapkan di awal bisa bertahan sampai akhir.