Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghargai Kecilnya Usaha yang Berdampak, Lebih dari Sekadar Bicara

3 September 2024   23:05 Diperbarui: 3 September 2024   23:07 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghargai usaha orang lain | Image by Sahabatyatim.com

Pernahkah kamu merasa bahwa usaha kecil yang kamu lakukan seolah tak berarti apa-apa? Mungkin kamu berpikir, "Apa yang bisa saya lakukan dengan langkah sekecil ini?" atau "Apakah tindakan kecil saya benar-benar membuat perbedaan?" Pertanyaan-pertanyaan seperti ini wajar muncul di benak kita, terutama di dunia yang sering kali mengagungkan prestasi besar dan pencapaian luar biasa.

Namun, mari kita berhenti sejenak dan renungkan, apakah perubahan yang benar-benar signifikan selalu berasal dari hal-hal besar? Atau justru, tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan konsisten memiliki potensi untuk membawa dampak positif yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan? Ayo kita telaah bersama, mengapa sekecil apapun usaha yang kita lakukan tetap sangat berharga bagi masyarakat.

Sering kali kita terjebak dalam pola pikir bahwa tindakan besar dan dramatislah yang benar-benar dapat mengubah dunia. Di sisi lain, ada anggapan bahwa banyak bicara tentang hal-hal besar tanpa disertai tindakan nyata sudah cukup untuk dianggap berkontribusi.

Namun, kenyataannya perubahan yang signifikan sering kali dimulai dari langkah-langkah kecil yang mungkin terlihat sepele. Usaha kecil yang dilakukan dengan konsisten dan berdampak positif bagi masyarakat memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada sekadar omong besar tanpa aksi nyata.

Ketika kita berbicara tentang usaha kecil, seringkali ini terkait dengan tindakan-tindakan sederhana yang mungkin tidak terlihat signifikan dalam pandangan banyak orang. Misalnya, seorang individu yang memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik sekali pakai ketika berbelanja. Pada pandangan pertama, ini mungkin tampak sebagai langkah kecil yang tidak akan banyak mengubah apa pun.

Namun, jika dipikirkan lebih dalam, satu langkah ini, jika dilakukan oleh banyak orang, dapat mengurangi limbah plastik secara signifikan. Di Indonesia saja, jumlah sampah plastik yang dihasilkan setiap tahunnya mencapai jutaan ton, dan kontribusi setiap individu dalam menguranginya sangat berarti. Langkah kecil tersebut dapat menjadi contoh bagi orang lain untuk mengikuti, menciptakan perubahan kolektif yang lebih besar.

Di lain pihak, ada individu yang lebih memilih berbicara tentang masalah lingkungan, mengutuk penggunaan plastik, dan mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak mendukung pelestarian alam. Sementara diskusi dan advokasi memang penting, tanpa tindakan nyata, semua pembicaraan tersebut bisa berakhir sebagai omong kosong belaka.

Di sinilah letak perbedaannya, bicara memang bisa menginspirasi, tetapi tanpa diikuti tindakan, inspirasi itu tidak akan pernah terwujud menjadi perubahan nyata.

Bukan hanya dalam isu lingkungan, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sosial lainnya. Contohnya, seorang anak muda yang dengan inisiatif sendiri memutuskan untuk mengajar anak-anak kurang mampu di sekitar lingkungannya. Mungkin dia hanya bisa meluangkan beberapa jam setiap minggunya, dan jumlah anak yang diajarnya mungkin tidak banyak.

Namun, dampak yang dihasilkan sangat signifikan. Anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki akses pendidikan yang layak sekarang memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik. Bandingkan ini dengan seseorang yang terus-menerus berbicara tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak, tetapi tidak pernah mengambil langkah konkret untuk membantu. Sekali lagi, tindakan kecil yang berdampak jauh lebih berharga daripada sekadar berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun