Mohon tunggu...
Narendra Ning Ampeldenta
Narendra Ning Ampeldenta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis tentang isu Politik, Sosial, dan hal-hal menarik lainnya.

Penulis Paruh Waktu, Pembelajar Sepanjang Waktu. Bangga Menjadi Anak Indonesia. Teknik Interdisiplin Hochschule RheinMain, Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Erick Thohir, Memahami Makna Kuliah

16 Oktober 2018   22:36 Diperbarui: 17 Oktober 2018   00:17 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Instagram Erick Thohir @Erickthohir


Baru-baru ini nama Erick Thohir kembali menjadi buah bibir masyarakat.  Bagaimana tidak, dipercaya sebagai Ketua Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) tersebut sukses menjalankan tugas nya dengan baik.  

Asian Games meriah, pelaksanaan yang ciamik, pembukaan brilian yang dibantu oleh Wishnutama dan tim, prestasi Indonesia yang membanggakan, juga menjadi ajang yang sejenak bisa menyatukan kita dari segala hiruk-pikuk perbedaan pandangan Politik menjelang kontestasi Pemilu 2019. Pria yang lahir 30 Mei 1970 mengenyam Pendidikan Master Bisnis Administrasi dari Universitas Nasional Kalifornia. 

Setelah selesai menyelesaikan kuliahnya, ia dan rekan semasa kuliahnya mendirikan Mahaka Group, sebuah Perusahaan induk dari beberapa Perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment.  

Erick Thohir yang gemar olahraga basket pun pernah menjabat sebagai ketua Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) tahun 2006 - 2010.  Ia juga dipercaya sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) dari tahun 2006 sampai sekarang.  Kecintaannya akan olahraga basket membawa nya menjadi orang Asia pertama yang pernah mempunyai saham Tim Basket NBA ketika ia membeli saham Philadelphia 76ers.

Tidak hanya itu ditahun 2012 ia juga memiliki Klub Sepakbola DC United.  Tahun 2013 merupakan tahun yang membuatnya menjadi buah bibir dari kalangan pecinta sepakbola terutama para "Interisti" di Indonesia, sebutan untuk para penggemar Klub Sepakbola Italia Inter Milan. Melalui proses negosiasi yang Panjang ia berhasil memiliki saham klub sebesar 70% dan juga menjadikannya sekaligus sebagai Presiden Klub tersebut.

Kembali ke Tanah Air, kesuksesan nya memimpin Asian Games 2018 juga mengantarkannya kedalam dunia Politik dengan ditunjuknya sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin.  

Banyak yang awalnya meragukan kapasitas Erick Thohir di dunia Politik sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional.  Menarik nya, Jokowi membela keputusan tersebut. "Ini bukan urusan berpolitik, ini urusan manajemen, mengelola kampanye, sehingga bisa berjalan dengan baik" , ujarnya.

"Ini Urusan Manajemen".  Mari coba kita cermati dan pahami kembali kalimat tersebut juga dengan kembali memerhatikan perjalananan karir seorang Erick Thohir.  Ia adalah lulusan Bisnis Administrasi, lalu memiliki bisnis media, yang juga cukup jauh dari apa yang ia mungkin pelajari saat kuliah, dan kecintaannya pada olahraga membuatnya menjadi pebisnis dibidang tersebut.  Belum lagi baru saja ia berhasil memimpin Pagelaran Olaharaga Asian Games, sesuatu yang tentunya cukup jauh dari apa yang ia pelajari saat kuliah dulu.

Kalau kita menarik kesimpulan, diluar dari bidang yang memerlukan pengetahuan khusus seperti Kedokteran, mungkin kita bertanya, buat apa kuliah susah-susah karena pada akhirnya kemampuan paling penting dalam hidup kedepan adalah kemampuan manajerial.  Kemampuan kita untuk mengatur sesuatu memastikan agar apa yang direncanakan berjalan sesuai apa yang diharapkan.

Ketika banyak orang Teknik yang bekerja di Bank, dan ketika dalam perjalanan kembali ke Jerman musim panas 2018, saya duduk Bersama seorang Bapak yang akan bepergian ke Addis Ababa di Afrika.  

Ia adalah seorang Kepala Marketing dari sebuah perusahan obat-obatan yang sudah sering melakukan Ekspor keluar Negeri.  Saya pun bertanya jurusan apa yang ia ambil saat kuliah.  Ia menjawab , "Saya dulu kuliah Pertanian".

Ketika saya tanya apakah yang ia pelajari terpakai semua saat kerja, ia menjawab "Awal-awal saya bekerja iya, tapi semenjak di Marketing dan sering bepergian keluar, tidak terlalu terpakai semua".  Dalam satu malam saya pun merenungi, apa makna dari perkuliahan?  Sampai akhirnya satu malam saya berdiskusi dengan Ayah saya.

"Waktu bapak dulu kuliah, bapak ada harus makai Lab, dan penjaga Lab nya susah untuk dapat ijin", ujarnya.

"Bapak akhirnya belajar, bagaimana bisa ambil hatinya supaya bisa diijinkan masuk, itulah gunanya kuliah, Ke.  Bukan hanya 1 +1 = 2, tapi juga bagaimana kita belajar banyak hal. Kuliah juga ngajari untuk memencahkan suatu Masalah.  Ketika dapat pelajaran susah, gimana strateginya supaya bisa lulus, entah belajar bareng tanya dengan yang paham, sama seperti kasus lab tadi.  Masalahnya susah dapat ijin lab, tinggal cari solusi nya supaya bisa masuk" tambahnya lagi kurang lebih.

Ketika saya berkunjung ke SMA saya dan bertemu untuk berdiskusi dengan salah satu guru favorit saya ia pun juga berkata senada, "Ya betul Ning (ia selalu memanggil saya dengan nama tersebut), kuliah itu tentang Problem Solving.  Bukan hanya soal Manajerial yang kau tanyakan tadi soal Erick Thohir".

"Ketika Kuliah, kita diberikan satu tumpuk tugas, dan tinggal bagaimana kita bisa menyelesaikan tugas-tugas tersebut.  Ketika bertemu soal susah, bagaimana kita mencari solusi agar soal tersebut terpecahkan.  Kemampuan Problem Solving itu yang penting, Ning.  Mungkin Erick Thohir sudah sangat terbiasa dengan itu, sehingga jika diberikan satu tantangan baru yang bahkan sangat bertentangan dengan apa yang ia pelajari dikuliah, Nalar nya sudah jalan untuk mencari Solusi apa yang bisa ia terapkan"

Hal ini juga saya temukan dalam Buku Melawan Miskin Pikiran karya Hasan Abdurakhman , "Banyak yang tidak menyadari bahwa kompetensi utama yang harus dimiliki sebagai hasil belajar di perguruan tinggi adalah kemampuan belajar"

"Ciri penting dari kemampuan belajar adalah kemampuan melihat persoalan yang dihadapi secara utuh"

"Kepada mahasiswa selalu saya ingatkan bahwa hal terpenting yang harus mereka kuasai adalah kemampuan belajar mandiri".

Ketika saya pahami, ciri penting dari kemampuan belajar adalah kemampuan melihat persoalan yang dihadapi secara utuh, dan jika kita bisa memahami satu persoalan secara utuh, kita dapat menemukan solusi menghadapi persoalan tersebut.  Semoga masing-masing dari kita selalu menjadi para pribadi pembelajar, yang selalu ingin tahu akan hal-hal baru, dan selalu mengembangkan kemampuan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun