Mohon tunggu...
Narendra Ning Ampeldenta
Narendra Ning Ampeldenta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis tentang isu Politik, Sosial, dan hal-hal menarik lainnya.

Penulis Paruh Waktu, Pembelajar Sepanjang Waktu. Bangga Menjadi Anak Indonesia. Teknik Interdisiplin Hochschule RheinMain, Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mempersiapkan Indonesia Emas 2045

1 Oktober 2018   18:04 Diperbarui: 1 Oktober 2018   18:39 10961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit Foto: http://bentangpustaka.com

Berbeda dengan Pendidikan Anak Usia Dini di Jerman dan Jepang.  Dimasa ini anak-anak diajarkan dan ditanamkan karakter yang baik dari hal-hal kecil seperti membuka sepatu sendiri dan meletakkan nya di tempat sepatu, membereskan mainan saat selesai digunakan, bermain dan bahkan bernyanyi bersama.  Bahkan di Jerman sendiri kita mungkin tidak akan kaget menemukan anak usia dini yang bertanya bagaimana pesawat bisa terbang karena guru menyisipkan secara tersirat melalui sesi cerita tokoh pembuat pesawat terbang dengan bahasa ringan yang dimengerti anak-anak tersebut.

Jika sistem pendidikan anak usia dini di Indonesia masih mengadopsi sistem yang dewasa ini terjadi, saya beranggapan bahwa sistem ini akan membentuk generasi yang lebih mementingkan hasil dibanding proses. 

Peserta didik bisa jadi melakukan cara apapun untuk memperoleh hasil tanpa menikmati proses.  Sistem Pendidikan tersebut akan berdampak pada timbulnya generasi yang tidak kompetitif juga kedepan karena lebih mementingkan hasil dibanding proses akan menjadi cikal-bakal generasi yang koruptif.

Sistem pendidikan di Indonesia harus sudah mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman juga beberapa keterampilan baru yang akan hadir beberapa dekade kedepan.  

Menurut saya, hal ini bisa dimulai dengan meningkatkan standar dari pengajaran tiap sekolah, dengan penekanan terhadap pemberian informasi secara menarik juga mengembangkan kompetensi guru. 

Pengembangan kurikulum yang membuat siswa bisa fleksibel dalam menghadapi perubahan zaman, juga penyetaraan kualitas pendidikan dari hal-hal seperti pengadaan alat-alat komputer yang menunjang pembelajaran siswa.

Pembentukan fondasi generasi yang berkarakter merupakan landasan untuk menghadapi era disruptif di zaman teknologi.


Produktivitas Sektor Agrikultur 

Peningkatan kelas konsumsi secara global diprediksi akan meningkat secara pesat dalam kurun waktu 15 sampai 20 tahun kedepan yang sebagian besar akan terjadi di kawasan Asia.  

Peningkatan jumlah konsumen yang tergolong makmur di kawasan Asia terutama India dan China bahkan Indonesia sendiri akan meningkatkan permintaan terhadap pangan dan produk dari sektor agrikultur secara signifikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun