Mohon tunggu...
Narendra Ning Ampeldenta
Narendra Ning Ampeldenta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis tentang isu Politik, Sosial, dan hal-hal menarik lainnya.

Penulis Paruh Waktu, Pembelajar Sepanjang Waktu. Bangga Menjadi Anak Indonesia. Teknik Interdisiplin Hochschule RheinMain, Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

What makes them advanced: Curious!

14 Mei 2018   04:22 Diperbarui: 13 Juni 2018   00:15 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: www.dgspeak.com/

                                                                                                         

Setelah lulus dari sekolah penyetaraan, saya mendaftar dan diterima dijurusan Teknik Lingkungan di salah satu Universitas di pinggiran Frankfurt, Ruesselsheim. Dua minggu sebelum perkuliahan dimulai, mereka mengadakan tambahan Matematika bagi para calon Mahasiswa yang khususnya mengambil jurusan teknik.

Mulai dari sini, saya mulai mencoba berteman dengan orang Jerman, setelah saat sekolah penyetaraan saya selalu berkumpul dengan kebanyakan orang Indonesia. Awalnya saya agak takut untuk berkenalan, tapi saya teringat pesan teman saya yang sudah lebih dulu kuliah, kita yang memang harus memulai percakapan lebih dulu karena mungkin mereka terlihat lebih kaku.

Akhirnya saya memperkenalkan diri dengan teman sebelah saya, yang juga seorang fan berat dari salah klub lokal di Liga Jerman, Eintracht Frankfurt. Saat mengerjakan beberapa soal Matematika dasar, ia menemukan beberapa kesulitan. Melihat lembar soal saya yang sudah terjawab, ia bertanya kepada saya bagaimana mengerjakan nya.

Dan satu hal yang membuat saya terkesan adalah mereka selalu bertanya "Warum?" atau mengapa demikian? 

Pada beberapa kesempatan, ia nampak tidak puas dengan penjelasan saya bagaimana mengerjakan soal tertentu. Dan saya harus menjelaskan nya lebih detail. Ya, lebih detail. Rasa ingin tahu mereka begitu tinggi dan mereka sangat mendetail. Dan selalu bertanya "Mengapa?" dalam setiap kejadian.

Ini mengingatkan saya kepada banyak pelajar di Indonesia termasuk saya. Banyak pelajar di Indonesia seakan acuh pada proses. Mereka lebih mementingkan "Apa?" ketimbang "Mengapa?". Dan saya pun kadang demikian.

Banyak dari kita dulu mungkin ketika bertanya tentang soal yang tidak kita ketahui, kita hanya ingin tau apa jawabannya, bukan mengapa demikian. Atau hanya sekedar mendengarkan masuk kuping kiri keluar kuping kanan.

Hal ini seolah menjadi pelajaran yang berharga bagi para pelajar di Indonesia dan termasuk juga saya.

Dan akhirnya saya mengerti, mengapa Jerman begitu maju dalam teknologi jauh 10-20 tahun meninggalkan kita dan beberapa bidang lainnya.

So, what makes them advanced? Curious!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun