Tentu jika  kita mengamati fenomena ini, jelas sekali bahwa ikan tersebut "mabuk" oleh perubahan kualitas air secara ekstrim pada badan air, yang disebabkan oleh pencemaran air akibat limbah domestik maupun industri yang membuang limbahnya ke dalam aliran air dan terbawa banjir. Dan sangat mungkin, tidak hanya terjadi di Sungai Bengawan Solo, namun juga di banyak sungai di Jawa.Â
Fenomena ikan "mabuk" dan menepi juga ditemukan pada muara Kali Kluwut di Kabupaten Brebes setiap awal musim hujan. "Banyak ikan mabuk dan berbau solar kalau awal musim hujan," jelas Siyan, warga Desa Grinting, Kab. Brebes yang mencari ikan tersebut. Dirinya setiap awal musim hujan bisa mendapatkan puluhan kilo ikan mabuk. "Kemungkinan mabuk solar dari mesin perahu, karena di dekat hulu ada pelabuhan perikanan," ujarnya.
Berkaca dari kondisi tersebut, sudah seyogyanya kita menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan hidup kita. Tuhan telah memperingatkan kita untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi, dan jangan pula merusak keseimbangannya. Karena, bumi adalah habitat kita. Apapun yang kita lakukan pada alam dan bumi kita, akan kembali berimbas langsung maupun tidak langsung kepada diri kita dan anak cucu kita kelak.