Mohon tunggu...
Radian A
Radian A Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar jadi manusia

Karena "bio harus diisi" maka ingin ku ceritakan tentangku kepadamu, namun nanti ... saat kita bersua di dalam kedai, bertemankan bergelas-gelas kopi. Akan ku isi bio-ku di hatimu, tanpa terkecuali, jujur dan apa-adanya. :p

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rembulan di Sudut Jendela

25 Februari 2020   18:50 Diperbarui: 25 Februari 2020   18:49 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pixabay.com

Namamu Rembulan. Cahayamu jatuh di pelataran, kala tersingkap hujan menjadi genangan. Sendu tatapmu pada cawan kenangan.

Ingin aku menggapaimu, ketika rindu bergulung menderu. Seperti kacu digenggamanmu, sungguh aku tak rela kau tersedu.

Jangan menangis, kau membuatku semakin teriris. Karena aku hanyalah darwis, membeku pada satu cinta yang tak bisa ku tepis.

Rembulan tersenyumlah, demi jiwa yang lelah, malam yang gundah, dan hati yang patah. Sejatimu bukanlah angan, kau harapan! Bagi si buta tanpa penunjuk jalan.

Rembulan di sudut jendela, inginku terus menyapa, pada suka jua duka, pada lara nan nestapa, sifat dunia yang fana.

Padamkanlah dukamu. Nyalakanlah harapmu. Bisikanlah doamu pada dinding waktu. Semoga hidup tak sekedar berlalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun