Rembulan. Cahayamu jatuh di pelataran, kala tersingkap hujan menjadi genangan. Sendu tatapmu pada cawan kenangan.
NamamuIngin aku menggapaimu, ketika rindu bergulung menderu. Seperti kacu digenggamanmu, sungguh aku tak rela kau tersedu.
Jangan menangis, kau membuatku semakin teriris. Karena aku hanyalah darwis, membeku pada satu cinta yang tak bisa ku tepis.
Rembulan tersenyumlah, demi jiwa yang lelah, malam yang gundah, dan hati yang patah. Sejatimu bukanlah angan, kau harapan! Bagi si buta tanpa penunjuk jalan.
Rembulan di sudut jendela, inginku terus menyapa, pada suka jua duka, pada lara nan nestapa, sifat dunia yang fana.
Padamkanlah dukamu. Nyalakanlah harapmu. Bisikanlah doamu pada dinding waktu. Semoga hidup tak sekedar berlalu.