Mohon tunggu...
Radian A
Radian A Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar jadi manusia

Karena "bio harus diisi" maka ingin ku ceritakan tentangku kepadamu, namun nanti ... saat kita bersua di dalam kedai, bertemankan bergelas-gelas kopi. Akan ku isi bio-ku di hatimu, tanpa terkecuali, jujur dan apa-adanya. :p

Selanjutnya

Tutup

Money

Memupuk Harapan dari Kubangan Bisnis Limbah Plastik

25 Februari 2020   11:55 Diperbarui: 25 Februari 2020   11:55 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi


Orang-orang mengenalnya sebagai Sadino, usianya baru 27 tahun ketika dia lebih memilih meletakkan ijazah sarjananya di dalam lemari lalu melompat ke dalam kubangan bisnis limbah plastik.

Tidak ada yang tahu memang tentang nasib seseorang. Tuhan hanya meminta manusia untuk bergerak berusaha mengubah keadaannya jika ingin mengubah nasibnya.

"Keputusanku saat itu sudah bulat. Aku ingin bisnis di bidang limbah plastik," kenangnya setahun yang lalu.

Dalam usahanya untuk mengenal dunia bisnis limbah plastik --- yang saat itu dia benar-benar buta, dia memberanikan diri untuk mendatangi rumah Pak Joko, seorang pengusaha limbah plastik di daerahnya. Tidak hanya bertanya, dirinya sampai ikut bekerja sebagai pemilah plastik di gudang milik Pak Joko, selama lebih dari 3 bulan untuk mendalami seluk-beluk bisnis itu. Dari situlah dia berani untuk memulai usahanya sendiri.
Bermodalkan motor RX king yang laku dijual 12 juta rupiah. Sadino memberanikan diri mendirikan usaha penggilingan plastik khusus jenis PVC.

Dalam memulai bisnisnya itu, bukan tanpa hambatan. Selain stigma dari lingkungannya, bahkan teman-temannya mengecap usahanya sebagai lapak "rongsokan". Dia tidak menghentikan langkahnya.

"Bahkan pernah pamanku datang membawa mesin cuci rusak untuk disumbangkan kepadaku," terangnya merasa sakit hati. "Usaha saya ini penggilingan limbah plastik khusus PVC, bukan lapak segala macam barang rongsokan. Seharusnya orang bisa membedakan itu, dan diluar daripada itu seharusnya tidak perlu orang merendahkan apapun usaha yang dijalani seseorang selama itu halal."

Guna mendapatkan bahan baku limbah plastik PVC, Sadino bekerja sama dengan banyak supplier untuk mendapatkan limbah plastik PVC, baik dari pelapak barang pungut maupun dari pabrik yang banyak terdapat di Solo raya. Plastik yang sudah disortir khusus PVC tanpa ada campuran plastik jenis lain itu dihargai antara 1500-1600 rupiah per kilogram. Dari usahanya, lelaki berkumis tebal ini memperoleh keuntungan minimal sekitar 1000 rupiah per kilogram.

Meskipun usahanya baru seumur jagung, setidaknya dia mampu memproduksi 4 ton PVC giling perbulan. Dia pun optimis mampu berkembang hingga lebih dari 10 Ton per-bulan dalam satu tahun ke depan.

Estimasi itu sangat mungkin tercapai menurut Pak Joko, yang telah puluhan tahun berkecimpung di dalam bisnis ini. Lelaki yang usahanya mampu menggiling plastik paralon lebih dari 50 ton per bulan itu menjelaskan bahwa target itu logis tercapai, mengingat jarangnya pemain khusus PVC di Solo raya, terlebih Sadino telah memiliki kerjasama dengan pabrik di Jakarta yang siap menampung berapapun hasil produksinya.

"Saat ini modalku pas-pasan. Aku optimis kelak aku tidak hanya mampu memproduksi plastik PVC giling, namun mampu juga membuat barang-barang industri kreatif yang memiliki nilai fungsional dan berdaya saing global dalam desain dan mutu tentunya terbuat dari berbagai macam jenis daur ulang limbah plastik. Saat itulah, ilmuku ketika kuliah teraplikasikan," jelas lelaki alumni Fakultas Senirupa dan Desain UNS ini ketika ditanya tentang impiannya beberapa tahun ke depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun