Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Liku-Liku Transformasi Bank Sampah "Pribadi" menjadi Usaha Milik Desa

10 Desember 2022   08:45 Diperbarui: 11 Desember 2022   01:57 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan baku daur ulang milik bank sampah ditampung di tempat seadanya karena tak dapat perhatian pemerintah lokalnya. (Dokumentasi pribadi)

Sebagian besar bank sampah berawal dari kepedulian seseorang atau kelompok dalam masyarakat. Ada juga yang diawali oleh kepedulian pemerintah lokal seperti RT, RW, Kelurahan atau Desa. Namun, berjalannya waktu bank sampah itu berkembang menjadi seolah-olah usaha pribadi atau kelompok tertentu saja.

Dua cara lahir bank sampah itu tak ada yang luput dari pembiaran pemerintah lokal masing-masing. Pemerintah menganggap bank sampah yang ada telah menjadi milik pribadi atau kelompok tertentu dan dinikmati keuntungannya oleh kalangan itu saja.

Hal itu pada umumnya menyebabkan bank sampah sulit berkembang. Terutama karena masalah modal dan fasilitas. Masing-masing pihak saling menyalahkan. Bank sampah menuding pemerintah lokal tidak peduli dan meninggalkan mereka yang sudah membantu di urusan persampahan. 

Di sisi lain pemerintah lokal menuding bank sampah mengambil untung sendiri dari penjualan sampah. Bank sampah dianggap usaha mereka (para pengelola bank sampah) sehingga tak perlu dibantu. Karena kalau dibantu bisa menyebabkan iri warga lain. 

Jika bank sampah yang jadi usaha pribadi atau kelompok tertentu dibantu, yang lain akan menggugat minta bantuan juga.

Masyarakat juga mengira pengelola sampah banyak untungnya. Padahal kenyataannya, para pengelola bank sampah lebih sering buntung daripada untung. Itu karena fluktuasi harga bahan baku daur ulang, pembayaran mundur oleh pengepul, dan bahkan tidak dibayar.

Kondisi Keuangan Bank Sampah

Dari satu pengalaman, ada bank sampah yang berdiri sejak tahun 2017 di salah kabupaten Provinsi Jawa Timur. Dalam perjalanannya bank sampah itu telah membina kegiatan bank sampah di tiga desa yang ada di sekitarnya selain di desanya sendiri. 

Di empat desa yang menjadi sasaran dan binaan bank sampah itu ada 8 titik penimbangan sampah. Bank sampah itu memiliki sejumlah 400-500 nasabah hingga Juni2 022.

Dari seluruh titik penimbangan sampah tersebut, bank sampah itu setiap bulannya dapat menjual sampah anorganik layak daur ulang. Di antaranya plastik, kertas, kardus, dan duplex mencapai 1-2 ton. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun