Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Nasib Penegakan Regulasi Sampah Sepeninggal Asrul Hoesein

3 Desember 2022   09:37 Diperbarui: 6 Desember 2022   11:06 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Semarang Pak Asrul menjalin kerjasama dengan produsen motor listrik untuk dijadikan pengangkut sampah terpilah. (Dokumentasi Green Indonesia Foundation (#GiF))

Pak Asrul jugalah yang mengkritik habis-habisan program nasional aspal mix plastik. Itu karena menurutnya program tersebut sangat berpotensi curang. Dia tahu betul letak potensi kecurangannya karena latar belakangnya sebagai sarjana teknik sipil.

Program Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) juga digugat bersama teman-temannya untuk dihentikan. Program itu dinilai tidak sesuai dengan kaidah lingkungan dan Konvensi Stockholm untuk tidak mengubur dan membakar sampah. 

Perkara gugatan itu dimenangkan oleh Mahkamah Agung dan Peraturan Presiden (Perpres) untuk program itu dihentikan. Kendati demikian belakangan terbit lagi reinkarnasi Perpres tentang PLTSa dengan nama Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Pak Asrul bergeming.

Pak Asrul juga menerbitkan buku berjudul: Bank Sampah "Masalah dan Solusi". Buku yang mengurai permasalahan kelembagaan bank sampah yang tidak sesuai harapan dan mengarahkannya menjadi sosial engineering. 

Dia mendorong bank sampah menjadi perekayasa sosial di masyarakat, bukan hanya berbisnis sampah saja dan menjadi pesaing pemulung, perosok, dan pengepul sampah.

Buku itu menjadi titik balik, seolah Pak Asrul "memusuhi" bank sampah. Padahal, dia sedang berupaya menata bank sampah agar menjadi lebih baik dan menjadi solusi yang benar-benar solusi di dalam pengelolaan sampah Indonesia. 

Pro kontra terhadap upaya perbaikan bank sampah itu membuat Pak Asrul kian populer di kalangan penggelut, pegiat, dan pemerhati persampahan.

Pria asal Bone itu berkeliling Indonesia untuk memperbaiki pengelolaan sampah dengan bertemu Bupati, Wali Kota, dan Gubernur membawa misi Indonesia Bebas Sampah dengan sistem yang holistik. Hingga akhir hayatnya di Yogyakarta, dia juga pergi untuk misi nasionalnya itu.

Untuk meyakinkan orang-orang bahwa dirinya benar-benar ingin menata kelola persampahan Indonesia sesuai UUPS, Pak Asrul selalu menegaskan bahwa dirinya berhenti dan tidak berbisnis sampah. Dia tidak punya kepentingan apapun kecuali ingin Indonesia bebas dari masalah sampah. 

Untuk itulah dia menginisiasi ide PKPS di setiap kabupaten/kota, agar setelah pendampingannya dalam pengelolaan sampah selesai, bisnis sampah bisa dikerjakan oleh putra-putri daerah. Dinyatakannya, bisnis sampah adalah bisnis yang memiliki karakteristik khusus.

Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) juga pernah menjadikannya sebagai penasihat. Menurut penuturannya, selama di ADUPI dia memperjuangkan agar pelarangan-pelarangan penggunaan plastik sekali pakai (PSP) dihentikan oleh pemerintah. Karena pelarangan itu akan mematikan para pengusaha daur ulang dan hajat hidup orang-orang yang bekerja di industri utama dan pendukung plastik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun