Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Volume Sampah Bukti Kemajuan Ekonomi Indonesia

17 Desember 2021   05:22 Diperbarui: 22 Desember 2021   20:30 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi keranjang sampah di rumah. (sumber via THE LOCAL/kompas.com)

Tumpukan sampah tidak selalu berarti buruk. Volumenya bisa dijadikan indikator perekonomian suatu tempat selama pengelolaan sampahnya masih tidak tertata seperti di Indonesia.

Marc De Wit Foundation di Belanda dalam laporan tahunanya pada 2015 mencatat kondisi dunia terkait arus total barang organik dan anorganik berjumlah 92,8 miliar ton per tahun. 

Di antaranya ada 20,1 miliar ton menjadi sampah organik dari kelebihan makanan yang dikonsumsi manusia. Selebihnya, 61 miliar ton tercerai-berai menjadi sampah di darat, sungai dan lautan. Jumlah yang dikelola hanya sebesar 8,4 miliar ton atau hanya 9 persen dari total barang.

Di Indonesia, Pusat Penelitian Oseanografi LIPI melaporkan hasil penelitiannya di Teluk Jakarta pada 2018 lalu. Sampah berasal dari Tangerang terdiri 19.327 temuan. 

Dengan rincian 32% styrofoam dan plasti; 19% kayu/kertas; 11 persen sepatu, sandal dan sarung tangan; 10% bungkus plastik tipis; 9% box makanan dan sendok garpu plastik; 6% plastik tebal; 3,6% kain baju; 2,3% logam; 2,3% kaca dan 1,4% lain-lain (tidak disebutkan).

Sampah yang berasal dari Jakarta ada 18.273 temuan. Rincinya 21% kayu/kertas; 11% plasyik dan styrofoam; 9% gelas plastik; 8,2% kain baju; 7% bungkus plastik tipis; 7% botol plastik; 6,1% logam; 6% bungkus plastik tebal; 4,6% kaca dan 2,6% lain-lain (tidak disebutkan).

Sampah yang berasal dari Bekasi terdiri dari  20.066 temuan. Ragamnya adalah 25% plasik dan styrofoam; 21,7% kayu dan kertas; 12% bungkus plastik tipis; 10% logam; 8% kain baju; 7% bungkus plasyik tebal; 6% kaca dan 1,6% lain-lain (tidak disebutkan).

Plastik dan styrofoam adalah sampah terbanyak nomor satu karena mayoritas dibuat untuk sekali pakai. Kayu dan kertas terbanyak kedua sebagai sampah karena juga mayoritas hanya sekali pakai, karenanya tidak bisa diklaim sebagai produk ramah lingkungan. 

Kain baju juga banyak ditemukan sebagai sampah dan itu tidak lepas dari arus sampah dunia. Di mana tercatat senilai 6 kuadriliun rupiah pakaian dibuang dan hanya 1% pakaian saja yang didaur ulang menjadi baju baru.

Potensi sampah Indonesia berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebesar 67,8 juta ton per tahun, sama dengan 175 ribu ton per hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun