Mohon tunggu...
Naqoy The7Awareness
Naqoy The7Awareness Mohon Tunggu... Penulis - Trainer & Konsultan Leadership SDM di BUMN
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis buku laris The7awareness, Pemecah rekor MURI 2009, Master Trainer dan Sang Penutur Kesadaran indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Art of Esoteric Thinking, Bagian Pertama The 7Awareness

25 Juli 2021   14:52 Diperbarui: 25 Juli 2021   15:42 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pikiran adalah pelayan yang baik, sekaligus majikan yang jahat", itulah salah satu pembuka dalam buku The7Awareness, 7 Kesadaran hati dan Jiwa menjadi Manusia Di atas rata-rata, ternyata untuk menjadi manusia di atas rata-rata pintu pertama yang harus dipecahkan adalah pikiran. 

Dalam The7Awareness banya orang menjadi budak atas pikiranya sendiri, namun sebaliknya ada sebagian kecil berhasil menjadi majikan atas pikiranya sendiri. 

Saya sering memberikan contoh seperti ini, ketika seorang profesor ditahan oleh NAZI dan akan dieksekusi mati besok hari, malam harinya dirinya menatap bulan yang sangat indah sambil membayangkan anak dan istrinya bahagia berkumpul bersamanya besok, malam itu dirinya menikmati sekali pemandangan karena baginya ini adalah malam terakhir dirinya akan tinggal di tahanan tersebut, dirinya belajar mengendalikan pikiran dalam situasi yang tertekan. 

Pikiranya memberikan data yang sudah lewat berupa tanggal dan jam kematianya besok sesuai perintah yang diumumkam, namun prosesor tersebut terus menjadi majikan atas pikiranya, malam itu sengaja dirinya tidak terlelap dalam tidur sambil menikmati kebahagiaan dalam pikiran bersama keluarga. 

Ajaibnya 2 jam sebelum waktu eksekusinya tiba, ternyata ada serangan yang membuat profesor berhasil diselamatkan sehingga seminggu berikutnya dikabarkan sudah berkumpul bersama keluarganya kembali. 

Contoh ini menggambarkan kepada kita bahwa hidup ini tidak hanya tergantung kepada stimulus yang kita terima namun bagaimana kita bisa menata dan menjaga pikiran agar selalu positif dan baik, hal ini akan menuntun kita menjadi manusia di atas rata-rata. 

Sementara contoh yang kedua adalah menggambarkan tentang seseorang yang menjadi budak atas pikiranya sendiri. Ketika suatu hari seorang napi yang divonis mati dikarenakan kejahatanya seperti pembunuhan dan pemerkosaan, akhirnya ditentukan waktu kematianya, terjadual esok sore adalah kematian dengan cara pemancungan kepalanya tepat ketika kampak otomatis sudah sampai di hitungan 100. 

Keesokan harinya, seorang psikolog menemani algojo yang akan melakukan eksekusi kematian penjahat tersebut, sejak semalam napi ini gelisah dan stress, terbayang oleh dirinya adalah pisau/ kampas tajam yang akan diayunkan kepadanya. Algojo mengatakan setelah mengikat tangan dan kakinya bahwa tepat hitungan 100 kapak ini akan memenggal kepalanya. 

Akhirnya waktu yang di tentukan datang, hitungan keras dimulai dari angka 1 dan seterusnya, keringan Napi semakin menjadi dan ketakutanya semakin tampak, ketika sudah memasuki hitungan 50 dirinya semakin panik, dan ketika memasuki hitungan ke 98 ternyataNapi ini sudah mati sebelum kapak/ pisau otomatis ini mengenai kepalanya, seorang psikologi mengatakan bahwa "Napi ini mati oleh pikiranya sendiri".

Contoh yang kedua adalah menunjukan kepada kita bahwa pikiran akan bisa menjadi majikan yang jahat, dalam situasi pandemi seperti ini tentu saja sangat penting bisa menyadari bagaimana cara kerja pikiran kita masing-masing. Ketika seseorang terkena PHK karena dampak Covid 19 dirinya mengurung di kamar, membayangkan perusahaan yang kejam dan buruk padanya karena melakukan PHK pada saat dirinya belum siap. 

Perasaan malu karena tidak punya pekerjaan kembali serta merasa tidak layak dihadapan istri dana anak-anaknya, karena pikiran meracuni akhirnya dirinya memilih untuk mengakhiri semuanya dengan cara gantung diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun