Mohon tunggu...
Naqoy The7Awareness
Naqoy The7Awareness Mohon Tunggu... Penulis - Trainer & Konsultan Leadership SDM di BUMN
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis buku laris The7awareness, Pemecah rekor MURI 2009, Master Trainer dan Sang Penutur Kesadaran indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

8 Negara yang Berhasil dalam Vaksinasi dan Membebaskan Warganya Tidak Menggunakan Masker

20 Juli 2021   06:05 Diperbarui: 20 Juli 2021   06:21 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Sarah Gilbert, peramu vaksin Astrazeneca menjadi viral ketika mendatangi area stadion tenis Wimbeldon Inggris, Sarah dianggap pahlawan karena berhasil meramu vaksin yang dianggap efektif, ribuan penonton tanpa masker bertepuk tangan sebagai tanda terima kasih bahkan diluar stadion para penonton membentangkan spanduk ucapan terima kasih untuknya. 

Yang menarik dari acara di Wimbeldon adalah para penonton tidak menggunakan masker dan duduk berdekatan seperti layaknya "tidak ada virus corona", ada yang penasaran bertanya "bagaimana di Indonesia, kok belum?", memang kebijakan setiap negara berbeda-beda karena situasi menghadapi virus masing-masing negara sangat berbeda, artinya ketika kita melihat negara yang bahkan sekarang telah memperbolehkan warganya tidak menggunakan masker dipastikan dengan alasan fakta dan data yang menunjukan penurunan virus Covid 19 di negaranya, berikut adalah negera-negara yang  tidak mewajibkan warganya menggunakan masker setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.

1. Amerika Serikat, tepat tanggal 13 mei 2021 Presiden Amerika Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika mencabut aturan memakai masker bagi warga yang sudah mendapatkan vaksin Covid -19. Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan siapapun yang mendapatkan vaksin lengkap (dua dosis) dapat berkegiatan di dalam dan diluar ruangan tanpa memakai masker atau menjaga jarak fisik.Hal ini tentu saja disambut penuh semangat oleh warga di Amerika sendiri. 

2. Denmark, Pemerintah mengumumkan aturan baru sejak tanggal 4 Juni 2021 yaitu warganya boleh tidak menggunakan masker kecuali saat menggunakan transportasi umum, bahkan dikabarkan bulan september 2021 pemerintah Denmark akan sepenuhnya menghapus aturan menggunakan masker.

3. Perancis, Perdana Mentrinya Jean Castex membolehkan warganya tidak memakai masker di dalam ruangan sejak tanggal 17 Juni 2021 lalu.

4. Yunani, sejak tanggal 24 Juni 2021 setelah melihat angka kasus Covid 19 semakin turun pemerintah setempat mengizinkan warganya tidak menggunakan masker di luar ruangan.

5. Islandia, dalam situs web resminya mengumumkan sejak tanggal 26 Juni 2021 di negaranya tidak ada lagi pembatasn Covid 19 di negeranya, Negara yang terletak di Eropa Utara ini telah mengatasi pandemi dengan baik karena berhasil memberlakukan Lockdown secara efektif.

6. Spanyol, warganya boleh tidak menggunakan masker walau harus menjaga jarak fisik . Namun ketikawarganya keluar rumah membawa masker sebagai persiapan jika ada hal-hal yang diluar dugaaan terjadi.

7.Italia, melalui Menteri Kesehatanya Roberto Speranza mengatakan bahwa Italia membebaskan warganya untuk tidak menggunakan masker sejak tanggal 28 Juni 2021 lalu. 

8. Korea Selatan, Perdana Menterinya Kim Boo-Kyum mengatakan bahwa warganya diperbolehkan tidak menggunakan masker sejak bulan juli 2021. 

Bisa jadi akan ada negara-negara yang menyusul 8 negera tersebut, apakah Indonesia termasuk , Wallhualam, tapi kita harus optimis seperti semangat yang selalu digaungkan di komunitas The7Awareness dan Rumah Kesadaran dengan mengaungkan yel-yel "Salam Kesadaran", kita menjawab "Indonesia".  Dari kesuksesan 8 negara tersebut ternyata memiliki rahasia dari 2 rumus utama yaitu :

Pertama adalah vaksinasi massal telah mencapai target maksimal, hal inilah yang terus dijalankan oleh pemerintah, warga masih banyak yang enggan melakukan vaksin dikarenakan berita-berita yang terlalu diperbesar oleh media sosial sehingga melahirkan ketakutan, hal ini senada dengan Pernyataan di media dari Presiden Joe Biden bahwa Media telah banyak membunuh warganya. 

Vaksinasi massal terus dilakukan termasuk kemarin diadakan bagi Dosen dan mahasiswa di kampus Unpam Viktor, saya sendiri bergabung dan mengikuti vaksinasi tersebut. 

Kedua adalah kesadaran berbangsa dari semua pihak baik pemerintah maupun warganya, hal yang pertama adalah bagi pemerintah yang menjamin warganya yang mengikuti aturan seperti PPKM benar-benar diberikan jaminan ekonomi yang layak sehingga warga walaupun tidak bekerja tetap tenang sementara, kedua adalah kesadaran bagi masyarakat bahwa mengikuti aturan pemerintah adalah bagian dari Jihad dan kesalehan sosialnya menghadapi pendemi ini. 

Jika jihad tentu saja setiap kita ingin berkorban demi anak cucu kita yang akan datang salah satu caranya adalah mengikuti aturan dari mulai menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker, menjauhi kerumunan dan sebagainya. 

Kini, setiap kita sedang diuji melalui pandemi ini, sebagai pejabat hati nurani kita sedang dipertaruhkan apakah keputusan dan kebijakan yang kita ambil untuk kepentingan rakyat atau dirinya sendiri, sebagai masyarakat kita juga sedang diuji apakah hati kita ada untuk orang lain atau hanya memikirkan nasib kita sendiri saja. 

Jika sama-sama kita lakukan, bisa jadi Indonesia akan mengukiti 8 negera yang sudah mencabut aturan menggunakan maskernya, namun jika kedua syarat tadi masih minim, kita tentu tidak ingin berlarut-larut menghadapi Pandemi ini. 

Di bagian akhir saya ingin mengambil rumus yang digunakan dalam dunia wirausaha yaitu ATM- Amati, tiru dan Modifikasi, mari kita amati, negara yang sudah berhasil dalam program vaksinasinya, lalu jangan malu untuk meniru langlah suksesnya, terakhir adalah modifikasi atau disesuaikan dengan keadaan bangsa sendiri, karena belum tentu yang tepat di Amerika juga sama persis buat kita, saya sendiri menanti vaksin yang diramu oleh bangsa sendiri segera siap untuk negerinya. 

Jika di Inggris Sarah Gilbert mendapatkan tepuk tangan dari ribuan penonton, bagaimana dengan karya anak negeri sendiri, semoga mental mengkerdilkan hasil karya anak negeri tidak ada lagi di sini, karena jika ada sehebat apapun hasil karya anak bangsa hanya akan menjadi basa basi di kemudian hari. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun