Mohon tunggu...
Naqoy The7Awareness
Naqoy The7Awareness Mohon Tunggu... Penulis - Trainer & Konsultan Leadership SDM di BUMN
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis buku laris The7awareness, Pemecah rekor MURI 2009, Master Trainer dan Sang Penutur Kesadaran indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The7Awareness Parenting, "Ketika Anak Tidak Nyaman dengan Orangtua"

30 November 2020   07:10 Diperbarui: 30 November 2020   09:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang bertanya kepada saya dalam sebuah training di kelas The7Awaareness of Excellence Parenting "Saya tidak pernah terbayang hidup akan seperti ini pak, padahal saya memiliki bisnis yang sukses, jabatan yang bagus namun rasanya sia-sia semua pekerjaan ini karena anak-anak satupun tidak ada yang merasa dekat dengan saya, bahkan mereka lebih nyaman bicara lewat telponen.

Ketika saya mengajak kumpul bersama mereka menolak dengan halus sehingga hampir jarang terjadi kumpul bersama, walaupun ada acara kumpul bersama namun mereka sibuk dengan handpone masing-masing, rasanya sedih banget, bantu saya pa?". Saya setuju untuk membantunya, lalu saya menyodorkan 5 pertanyaan dalam bentuk pretest sebelum mengikuti kelas Coaching The7Awareness .Lima pertanyaan saya adalah sebagai berikut : 

1. Apakah anda sering pulang kerumah dengan wajah cemberut dan tampak lelah?

2. Apakah anda sering marah kepada keluarga (anak-anak) tanpa alasan yang nyata?

3. Apakah anda sering membandingkan anak pertama dengan kedua dan seterusnya?

4. Apakah Anda jarang memeluk anak-aanak?

5. Apakah anda sering ribut bersama pasangan di hadapan anak-anak?

Dari 5 pertanyaan tersebut ternyata djiawab "YA" semuanya, ketika jawabanya adalah IYA, hal ini menunjukan bahwa seseorang mengalami istilah yang disebut "STP-Syndrom Toxic Parent".  Banyak orang tua tidak menyadari lebih awal bahwa dirinya bekerja sangat keras  untuk anak-aanaknya hanya saja seringkali ironis terlihat jelas ketika orang tua justru adalah yang pertama kali membuat mental anak-anak "down". Jika anda juga menjawab 'iya" dengan pretest diatas hal ini menunjukan bahwa anda adalah orang tua yang mengalami STP. 

Jawaban saya kepada pertanyaan teman saya adalah "Raih segera kembali keluargamu, darurat keluarga sedang terjadi padamu, lakukan 3 S agar bisa menyelmatkan keluarga, yautu Sikap diaatas rata-rata seperti meminta maaf dan memaafkan apapun yang sudah terjadi, kedua adalah sedekah diatas rata-rata, sementara ketiga adalah selalu menjaga hati dan pikiran selalu baik dan bersih sehingga tidak ada waktu untuk mengeluh dan marah, walau pada saat anda sedang melakukan justru masalah semakin besar dan tampak nyata namun tetap tenang dan menunjukan bahwa masa depan akan lebih baik". 

Dalam training Parenting The7Awareness dijelaskan bahwa " prestasi anda bisa datang dan pergi namun masa anak-anak anda tidak pernah kembali". Hal ini menunjukan bahwa banyak oraang tua yang menyesal di esok hari ketika dirinya salah membuat prioritas, sebenarnya hampir seluruh orang tua di dunia nomer satu prioritasnya adalah anak-anaknya, hanya saja dalam perjalanan karirnya seringkali terbalik justru yang menjadi prioritas adalah harta (materi) dan pekerjaan. Ada banyak orang tua yang tampak diluar sangat sopan, baik dan ramah namun ketika dirumah justru menjadi orang yang penuh dengan amarah sehingga anak-aanak merasa tidak mengenalinya. 

Bahkan karena sulitnya mengendalikan anak-anaknya yang dimata orang tua salah membuat banyak orang tua memilih untuk memasang wajah keras dan seram untuk anak-anaknya. Orang tua seperti ini tidak menyadari bahwa apa yang dirinya lakukan hanya akan membuat jarak semakin jauh antara dirinya dan anak-anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun