Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Membingungkan Lelaki

12 Maret 2021   10:16 Diperbarui: 14 Maret 2021   00:16 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepasang merpati terbang rendah seolah memamerkan kemesraan kemudian berhenti tepat di ranting pohon mangga di depanku. Aku yang tengah berada di teras depan rumah tertegun melihatnya. Konon, keduanya saling setia tak terpisahkan sehingga kerap digunakan sebagai simbol keabadian cinta.  Cinta? Hm...konon, cinta bagi wanita adalah keseluruhan hidupnya sedangkan bagi pria hanya sebagian saja, seperti penggalan puisi Lord Byron,"...man's love is of man's life a thing apart, it's woman whole existence." Betulkah demikian yang kurasakan?

  Aku sedang bingung menjatuhkan pilihan. Sebagai kumbang yang baru lulus dari universitas bergengsi dan tengah mencari pekerjaan di dalam dan luar negeri, setiba di kampung halaman ditawari kemungkinan untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa pula.

  Peluang yang membuatku harus beradu argumen dengan keluargaku tentang keputusan memilih calon isteri.

 "Pilihlah Devina. Ia aktivis kampus. Selalu menjaga reputasi."

  Aku terdiam. Alana mau dikemanakan? Bukankah selama ini kami selalu bersama? Foto kami sering menghiasi media sosial miliknya. Tubuhnya seksi. Walaupun sejujurnya aku sering resah didera cemburu dengan unggahan fotonya dalam busana yang menampakkan perut dan ketiaknya, tapi Alana sungguh lucu.

   Kami selalu bisa berbincang apa saja tentang apa pun yang kami nikmati berdua. Makan mie di warung tenda, berjalan kaki malam hari sepulang makan di warung lesehan sambil bergandengan mesra. Kami pun merasa berbahagia sambil membayangkan masa depan bersamanya.

  Dua bahkan lima anak-anak lucu yang bakal membuat kami tenggelam dalam kesibukan bersama mereka. Alana harus di rumah saja demi mereka dan akulah yang harus bekerja di luar rumah meskipun harus hidup sederhana asalkan kami menjadi satu tim tak terpisahkan.

  "Khayalan apa itu. Lelaki harus berjuang untuk dunia. Untuk masyarakatnya," sergah ayah yang mantan camat.

  "Tapi anak-anak kan juga harus diurus ibunya...

  "Kamu yakin Alana sanggup? Sedangkan menolak ajakanmu untuk keluar malam saja ia tidak sanggup."   Ibuku mulai ikut bicara. Ibu yang selalu mencari anak-anaknya begitu azan magrib tiba bersamaan dengan memasukkan ayam dan kambing piaraan ke kandangnya itu membuatku diam.

 "Ibu tidak suka Alana...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun