Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Labirin

8 Januari 2021   04:54 Diperbarui: 8 Januari 2021   05:17 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.casaindonesia.com


Kita tersesat sayang
Labirin berdinding kaca ini
Buat kita hanya saling lihat
Namun tak kunjung bisa mendekat

Telah panjang langkah kita
Entah berapa mil jauhnya
Namun tak kunjung tiba di muara

Kelelahan belum tampak selubungi kita masih terjebak euforia
 betapa senang dapat bersua
 setelah sekian lama
 seakan lenyap tertelan masa

Masa terus berjalan
Tanpa mau tahu beban batin kita.
Masa terus melenggang
bahkan berlari pasti
Seiring ulah bumi
 mengitari mentari tanpa henti

Kini tiba di angka 2021
Kita masih terpaku
Berbekal senyum dan lambaian dari balik kaca labirin
 Seolah tanpa berjuang melangkah keluar
Hanya berputar- putar
toh masih bisa bersemuka
Hanya begitu
Dari situ ke situ
Dari waktu ke waktu
Tanpa peduli sisa usia kita
Jika berlalu tak pandang bulu
Jika saatnya tiba
Tentu diciduknya
Kita masih berada dalam labirin sayang
Entah sampai kapan
Mereka telah di depan
Melangkah jauh dan jauh
Genggam aneka perubahan
Perindah peradaban
Kita masih terperangkap labirin sayang
Entah sampai kapan
Butuh berjuang melangkah lagi dan lagi
Cari jalan keluar
Tembus dinding kaca labirin
Pecahkan!
 Terlihat jalan terang membentang
 butuh tangan dan langkah kuat
Tangan dan langkahmu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun