Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Patriarki Sebelah Kaki

23 Oktober 2020   02:12 Diperbarui: 23 Oktober 2020   17:53 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Christin Hume on Unsplash

                "Kalau aku? Nggak cantik? Nggak ada yang mau?" goda Ratri manyun, membuat Danang tertawa.

                "Bukan begitu,"jawab Danang mempererat pelukannya kepada isterinya itu.

                "Aku tidak dapat melupakan ikrar pernikahan kita,"jawab Danang.

                "Saat itu Kamu memperhatikanku yang tengah makan. Tiba-tiba saja Kamu mengatakan bahwa ibarat menikmati makanan, cobalah menikmati dengan sepenuh penghayatan seperti yang tengah kulakukan. Makanan dikunyah 32 kali baru ditelan. Rasakan nikmatnya. Rasakan kenyangnya di perut. Jika masih merasa lapar, baru boleh nambah lagi,"kenang Danang lima tahun lalu menjelang pinangan yang dilakukannya untuk Ratri.

                "Jadi, kelak jika aku masih lapar boleh nambah lagi?"tanya Danang tertawa.

                "Boleh, tapi jangan diniatkan sejak awal Kamu ingin makan empat piring dong,"seru Ratri sambil memeluknya dari belakang,"Niatnya tetap makan sepiring. Jika memang benar-benar kelaparan, harus bagaimana lagi?"

                "Masih ada lagi ikrar kita,"kata Ratri teringat pula pada ucapannya saat itu.

                "Setiap malam menjelang tidur, berniatlah untuk setia  sehari saja. Jika dalam sehari itu Kamu berhasil setia, berarti tekatmu berhasil."

                "Jika gagal?"

                "Kita evaluasi, barangkali kesalahan ada padaku. Janganlah berlaku tidak jujur, biar nyaman di hati."

                "iya, aku ingat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun