Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Patriarki Sebelah Kaki

23 Oktober 2020   02:12 Diperbarui: 23 Oktober 2020   17:53 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Christin Hume on Unsplash

                "Ragu. Maukah ia menjadi selir? Kan ia tahu aku sudah memiliki Kamu."

                "Wining maupun Pramita, sama-sama ingin menjadi permaisuri tanpa selir?" tanya Ratri. Danang pun mengangguk.

                "Lalu, mengapa Kamu pun penasaran pada reaksiku?" desak Ratri keheranan.

                "Aku kan ingin tahu, samakah Kamu dengan mereka berdua? Ketika Wining memamerkan foto kebersamaan denganku, bagaimana reaksimu?"

                "Kamu suamiku kan? Aku harus mempertahankan Kamu. Kecuali jika Kamu ingin menceraikan aku, silakan saja. Siapa takut?" Ratri mulai emosi. Amarah di wajahnya yang tertimpa sinar lampu kolam pada malam itu membuat Danang segera memeluknya demi menenangkannya.

                "Aku nggak menceraikan Kamu, kan?"

                "Kamu ingin tahu reaksiku, maukah aku bertukar posisi sebagai selir? Begitu?" Danang diam.

"Selagi aku masih sehat, enggak deh. Biarlah aku menjalani kesendirian seperti semula. Aku lahir dan mati sendirian. Seharusnya juga  berani hidup sendirian,"jawab Ratri sendu.

                "Aku mencintaimu dengan cinta karena cinta bukan karena kebendaan, mestinya aku pun berani meninggalkanmu tanpa luka akibat ingin bertahan pada kebendaan kan?" Hening sesaat. Keduanya terbawa suasana hati masing-masing.

                "Lalu, bagaimana dengan Wining dan Pramita?"

                "Ah, biar saja. Mereka kan wanita-wanita cantik. Pasti banyak yang mau...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun