Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keunikan Dongeng Timun Emas

5 September 2020   13:59 Diperbarui: 5 September 2020   14:13 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sang Raksasa Hijau pun membisikkan bahwa biji mentimun tersebut jika ditanam akan tumbuh menjadi buah mentimun besar, jika dibelah di dalamnya akan ada bayi. 

Si bayi akan menjadi anak-anak yang semakin lama semakin menuju remaja. Saat itulah, Raksasa Hijau akan mengambilnya kembali sebagai santapannya.

Demi memiliki seorang anak penghalau kesepiannya, sang ibu pun tidak menghiraukan perjanjian dengan Ki Buto Ijo. Manakala si Timun Emas semakin bertumbuh menjadi remaja dan semakin membuatnya senang merasa memperoleh teman berbincang pengusir sepi, ia pun didatangi Ki Buto Ijo dalam mimpi, bahwa yang bersangkutan akan segera datang mengambil Timun Emas.

Ia pun keberatan, ingin mengingkari janji, sehingga menjadi  panik lalu mengajak Timun Emas menuju hutan tempat seorang pertapa yang kebetulan teman almarhum suaminya. Pertemanan yang diharapkan dapat memperlancar keinginannya. 

Sang pertapa pun memberinya tiga buah bungkusan kecil. Bungkusan berwujud biji mentimun, jarum, garam dan terasi. Bungkusan yang harus dilemparkan ke jalan oleh Timun Emas. Jalan yang akan dilalui Ki Buto Ijo manakala ia memburu Timun Emas.

Perjalanan pun dimulai. Timun Emas berlari kencang menghindari kejaran Ki Buto Ijo. Raksasa tersebut hampir dapat meraih tubuh Timun Emas tatkala sebungkus biji mentimun dilemparkan ke arahnya. Biji-biji mentimun tersebut secara cepat telah tumbuh menjadi besar dan berbuah. Untuk sekejap, Ki Buto Ijo terpana lalu menghabiskan buah mentimun tersebut dengan lahap.

Akan tetapi, ia kembali mengejar Timun Emas walaupun perutnya kekenyangan setelah menghabiskan mentimun seladang. Timun Emas pun melemparkan bungkusan kedua begitu melihat Ki Buto Ijo kembali mengejarnya. Bungkusan berupa jarum tersebut mendadak berubah menjadi rumpun bambu yang rapat sehingga menghalangi langkah Ki Buto Ijo.

Setelah bersusah payah membuka lilitan rumpun bambu yang menghalangi langkahnya, kembali Ki Buto Ijo mengejar Timun Emas. Hati Timun Emas berdebar tidak karuan karena bungkusan hanya tinggal satu. Ia pun berharap semoga bungkusan terakhir tersebut berhasil membinasakan Ki Buto Ijo. Maka, ia pun melemparkan bungkusan terakhir berisi garam dan terasi ke jalanan. 

Bungkusan tersebut berubah menjadi danau berlumpur. Ki Buto Ijo dengan susah payah berusaha keluar dari lumpur tersebut. Namun, semakin lama tubuhnya seolah semakin tersedot lumpur sehingga semakin lama tubuhnya semakin masuk ke bumi kemudian lenyap dari pandangan si Timun Emas.

Dongeng yang bersuasana menegangkan. Andaikan saat itu saya tidak teringat mainan kesayangan, sebuah boneka cantik, tentu saya akan memihak si Timun Emas. Akan tetapi, begitu dongeng usai diperdengarkan, yang terbayang adalah betapa bodoh Ki Buto Ijo dan betapa jahat Timun Emas dan ibunya, karena menghabisi orang yang menolongnya. Hehehe.

Dongeng tersebut, terlepas dari perjuangan Timun Emas yang berlari seorang diri menghindari kejaran Ki Buto Ijo, terlepas dari upaya ibu Timun Emas masuk hutan sekian kilometer untuk memenuhi informasi dari mimpinya, adalah dongeng yang seolah mengajari menipu, memanfaatkan orang lain, dan bergantung kepada pertolongan teman demi sebuah keinginan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun