Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dalam Selubung Kabut (24)

7 Agustus 2020   11:03 Diperbarui: 7 Agustus 2020   11:00 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam Selubung Kabut (23) | https://www.kompasiana.com/pakcah/

Lala terisak juga merasa diadu domba oleh Randy. Ia merasa disudutkan dari penindasan psikhis yang dilakukan Randy kepadanya, terlebih saat Randy keluar dari ruang tes kesehatan dan mendapati informasi kolesterol dan diabetesnya yang tinggi.

                "Begini ini kan ulah isteri. Ia menuntut segera kaya," gerutunya kepada kerabat Lala.

Seorang adik Lala terkejut mendengar tuduhannya, kemudian balik bertanya,

                "Di mana kesalahan Kak Lala? Bukankah sebagai isteri ia sudah memberi menu yang mahal-mahal, sampai-sampai kolesterolmu meningkat?"

                Randy yang terdiam sesaat tersenyum merasa menemukan sisi kesalahan Lala,

                "Nah, itulah. Ia sangat boros kan? Memasak selalu menu yang enak-enak, berlemak, dan mahal. Jika uang habis, aku diomelin mengapa nggak hemat. Padahal ia yang pemboros. Ini buktinya, aku sakit nih. Gula dan kolesterol meningkat nih."

                Lala risih, kesal, dan geram mendengar Randy membolak-balikkan fakta. Ia terdiam untuk sesaat karena tiba-tiba airmatanya hampir tumpah. Ia yang banyak disudutkan oleh Randy, diteror agar mengalah demi memperoleh pinjaman modal, manakala usahanya gagal malah kini dipersalahkan. Ia dianggap telah memasak yang berlebihan dengan menu tak beraturan sehingga suaminya sakit-sakitan dan tidak mempunyai uang.

                "Kapan aku sempat masak? Bukankah aku harus berangkat pagi?"

                Randy tetap saja menemukan celah kesalahan Lala. Ia pun menjawab secara asal.

                "Karena makanan tidak ada di meja makan. Makanya aku membeli makanan di luar...

Sampai di situ, Lala yang sudah tidak sanggup menahan kesabaran. Menjawab dengan keras,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun