Lala terisak juga merasa diadu domba oleh Randy. Ia merasa disudutkan dari penindasan psikhis yang dilakukan Randy kepadanya, terlebih saat Randy keluar dari ruang tes kesehatan dan mendapati informasi kolesterol dan diabetesnya yang tinggi.
        "Begini ini kan ulah isteri. Ia menuntut segera kaya," gerutunya kepada kerabat Lala.
Seorang adik Lala terkejut mendengar tuduhannya, kemudian balik bertanya,
        "Di mana kesalahan Kak Lala? Bukankah sebagai isteri ia sudah memberi menu yang mahal-mahal, sampai-sampai kolesterolmu meningkat?"
        Randy yang terdiam sesaat tersenyum merasa menemukan sisi kesalahan Lala,
        "Nah, itulah. Ia sangat boros kan? Memasak selalu menu yang enak-enak, berlemak, dan mahal. Jika uang habis, aku diomelin mengapa nggak hemat. Padahal ia yang pemboros. Ini buktinya, aku sakit nih. Gula dan kolesterol meningkat nih."
        Lala risih, kesal, dan geram mendengar Randy membolak-balikkan fakta. Ia terdiam untuk sesaat karena tiba-tiba airmatanya hampir tumpah. Ia yang banyak disudutkan oleh Randy, diteror agar mengalah demi memperoleh pinjaman modal, manakala usahanya gagal malah kini dipersalahkan. Ia dianggap telah memasak yang berlebihan dengan menu tak beraturan sehingga suaminya sakit-sakitan dan tidak mempunyai uang.
        "Kapan aku sempat masak? Bukankah aku harus berangkat pagi?"
        Randy tetap saja menemukan celah kesalahan Lala. Ia pun menjawab secara asal.
        "Karena makanan tidak ada di meja makan. Makanya aku membeli makanan di luar...
Sampai di situ, Lala yang sudah tidak sanggup menahan kesabaran. Menjawab dengan keras,