Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dalam Selubung Kabut (22)

31 Juli 2020   08:19 Diperbarui: 31 Juli 2020   08:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Tapi ia menyimpan harapan."

"Ia berupaya boleh. Kecewa karena harapan tidak sesuai dengan kenyataan juga boleh. Semula ia nggak nanya aku punya isteri atau tidak. Mengapa kecewa tatkala tahu aku punya isteri?"

"Kini Kamu hidup terpisah dengan isterimu demi memenuhi jiwa eksploratifmu. Tinggal saja cari yang baru. Gadis obsesif itu sudah menunggu. Ia waras Kalau jadian sama Kamu."

                "Saran kok gitu sih. Nggak empatik terhadap sesama isteri."

"Itu majas ironis, Bung. Masa nggak paham sih?"

                "Paham Nyonya. Orang Jawa mengatakan itu 'nglulu.' Kan? Ibaratnya sebetulnya melarang tapi yang diucapkan adalah, 'silakan lakukan.' Begitu kan?"

"Kalau Kamu tega? Lakukan."

                "Duh, memang hanya suamimu yang bisa setia,"jawab Ade,"Aku juga bisa setia."

                "Mengapa kesal sama si cewek?"

                "Kesal saja akan kebandelannya. Ngalah-ngalahin lelaki deh Kecuali jika ulahnya itu memang taruhan dengan teman-temannya. Tentu apa pun yang dilakukan tidak membuatnya malu."

                "Aku yang malu,"jawab Tania. Ade pun tertawa,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun