"Nggak usah dipikirin ulahnya. Nanti kalau cape tentu berhenti."
        "Begitulah yang dikatakan isteriku. Kadang menganggap angin lalu, kadang juga cemburu, cemas aku akan terjebak perangkap."
        "Kamu bukan orang bodoh kan?" Tania menatapnya tajam.
        "Tentu tidak," jawab Ade.
        "Nggak usah cemas terperangkap ulah cewek-cewek iseng yang sedang taruhan itu."
        "Kamu sedemikian yakin mereka taruhan?"
        "Tentu saja. aku juga perempuan tapi nggak segitunya. Memang ia nggak malu ulahnya terdeteksi teman-temannya? Kecuali memang didukung."
        "Tapi, bukankah mereka sudah lulus?"
        "Kan bisa saling dukung melalui media sosial."
        "Makanya jangan sok ramah sama cewek. Padahal Kamu orangnya tak acuh lho."
        "Saat itu lagi ada konflik batin."
        "Alaa...Kamu juga penasaran kan?"
        "Lama-lama kesal. Ia memaki-maki isteriku. Teganya ia pada sesama wanita."
        "Blokir saja."