"Begitulah," Ade mengiyakan,"Semula aku ingin ia datang ke kampus sesekali seperti dulu."
        "Untuk apa? Jika semua urusan sudah beres, mengapa ke sini?"
        "Makanya, solusi memang foto berdua denganmu."
        "Harus sepengetahuan dan seizin pasangan kita masing-masing dong,"jawab Tania.
        "Tentu saja."
        "Kapan isterimu datang ke kota ini?"
        "Belum tahu. Belum ada jadwal kosong."
        "Sibuk banget."
        "Begitulah,"jawab Ade sambil menatap sekilas ke arah Tania,"Kamu iri ya? Karena suamimu melarang?" Tania tidak menjawab hanya menjulurkan lidah.
        "Kamu nggak sama dengan suamiku."
        "Karena Kamu nggak tahu isteriku," jawab Ade,"Kami pacaran sejak SMA. Ia sejak dulu memang aktif dan nilainya bagus. Aku kalah. Tapi aku suka dan ia mau. Kami pun menikah setelah lulus kuliah. Saat itu malah belum bekerja dua-duanya. Rumah pun ngontrak. Nggak seperti Kamu."