"Gila," Tania mengusap-usap rambutnya,
        "Kalian yang gila, aku yang harus bertengkar dengan suami,"keluh Tania lagi sambil menunduk tanpa menyentuh makanan yang terhidang di depannya.
        "Kan belum bertengkar."
        "Masih dicurigai sih. Lama-lama bisa juga menjadi pertengkaran kan? Bisa-bisa emosiku meledak menghadapi ulah genit si gadis  itu lalu kulabrak."
        "Jangan emosional gitu ah. Isteriku aja malah merasa memperoleh inspirasi menggelikan. Mengapa Kamu malah marah?"
        "Kamu kan bisa menganalisis ulahnya dari berbagai sudut pandang. Sudut sosial budaya berkaitan dengan bullying bagi yang lulus kuliah tapi belum menikah, lulus kuliah belum bekerja, lulus kuliah pacarnya pun belum bekerja...
        "Memangnya aku penulis? Kamu bisa aja kalau ngelantur."
        "Jadi si cewek belum pernah melihatku nih ceritanya."
        "Belum."
        "Aku tahu maksudmu," lanjut Tania kemudian mencoba menebak maksud Ade.
        "Ingin mengajakku foto berdua agar ia mundur dan berhenti berulah serupa teror bagimu kan?"