"Apa salahnya?"
        "Kalau mereka tidak segera masuk ke kelas padahal bel berbunyi?"
        "Memang pernah?"
        "Belum sih."
        "Jika pernah, mungkin esok atau lusa?"
        "Hajar saja si Ade," jawabnya mengompori. Kemudian ia pun pergi, keluar dari kantin setelah membayar makanan di kasir.
         "Pasti cewek-cewek itu taruhan," ujar Tania asal saja. Akan tetapi, ia yakin hal itulah yang sebetulnya terjadi. Setidaknya, sebagai sesama perempuan terpelajar, hanya kata taruhanlah yang melintas, mendapati seorang gadis terpelajar menggoda pria beristeri.
        "Aku kadang juga berprasangka begitu. Semula lucu, lama-lama bikin kesal dan menyebalkan deh."
        "Kamu merasa dianggap bodoh ya?" goda Tania.
        "Iya."
        "Berani-beraninya menganggap begitu ya."