Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Aspek Kecerdasan dalam Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Dhiyu (Bagian I)

30 Juni 2020   04:54 Diperbarui: 6 Juli 2020   20:36 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi: salah satu buku "Serat Centhini" lengkap (12 jilid) koleksi perpustakaan BPNB D.I. Yogyakarta

Saat membaca opini tentang mayoritas cewek maupun cowok memang suka pasangan yang berparas tampan dan cantik, namun lebih banyak yang menyukai pasangan yang  berpengetahuan luas, tiba-tiba saya teringat pada Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Dhiyu nih.

Konon, pada zaman dahulu dalam kitab Ramayana, walaupun ini cerita sempalan, maksudnya tambahan yang disisipkan di kisah utama versi Jawa, seseorang bernama Wisrawa terpercaya sebagai pemberi wejangan ilmu bernama Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Dhiyu kepada manusia. Ilmu ini sesuai dengan namanya adalah ilmu yang dapat mengubah raksasa menjadi manusia.

Dalam dunia pewayangan, yang disebut raksasa adalah sosok yang belum sempurna sebagai manusia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika manusia merasa malu saat harus berkerabat maupun berdekatan dengan raksasa.

Misalnya, Prabu Salya yang malu memiliki mertua raksasa, Raden Sumantri yang malu memiliki adik raksasa kerdil bernama Sukrasana, Dewi Arimbi isteri Bima yang harus dirias agar cantik oleh Dewi Kunti ibunda Bima agar Bima mau memperisterinya.

Dengan ilmu Sastra Jendra, keburukan karakter raksasa dapat diubah menuju karakter manusia pada umumnya yaitu berbudi luhur. Ilmu yang sangat unggul ini oleh para dewata hanya dipercayakan kepada Begawan Wisrawa, seseorang yang berwatak resi yang merupakan kelompok cendekiawan selain sakti mandraguna.

Selain itu, sang begawan juga memiliki kebiasaan berbagi ilmu dengan cara yang bijak, terlebih beliau pun sanggup membaca makna sesuatu yang tersirat dibalik yang tersurat.

Kelebihan-kelebihan tersebut masih ditambah dengan kesediaannya lengser keprabon, rela menyerahkan tahta kepada puteranya yang bernama Danaraja untuk kemudian menjadi seorang resi, orang yang memberikan ilmu.

Selanjutnya, waktunya digunakan bertapa sebagai sarana pengendalian diri menahan godaan nafsu duniawi, mengurai kebijaksanaan sekaligus  menambah wawasan. Kebiasaan yang membuatnya semakin menarik di hadapan para dewata maupun manusia biasa.

Begitulah kehebatan Sastra Jendra beserta pemiliknya. Pada zaman itu, manakala para raksasa dan binatang dapat mengetahi isi Sastra Jendra, mereka pun akan terbebas dari segala mala petaka, kematiannya sempurna (husnul khatimah, mati dalam keadaan yang terbaik). Ilmu Sastra Jendra Hayuningrat disebut juga dengan Sastra Cetho.

Suatu hal yang mengandung kebenaran, keluhuran, dan keagungan akan kesempurnaan penilaian terhadap hal-hal yang belum nyata bagi manusia biasa.

Oleh karena itu, ilmu Sastra jendra juga disebut ilmu pengetahuan tentang rahasia alam semesta beserta perkembangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun