Mohon tunggu...
nanik kartika
nanik kartika Mohon Tunggu... Jurnalis - menulislah, maka engkau ada!

wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aksi Bermanfaat Vs Aksi Tipu-tipu di Tengah Pandemi

11 Juni 2020   12:35 Diperbarui: 11 Juni 2020   12:37 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pasutri Agus Widanarko dan Pipiet Nawang berkostum superhero membagikan bingkisan ketupat kepada paramedis dan nakes yang merawat pasien Covid 19. | Sumber dokumentasi:

Di tengah pandemi Covid 19, berbagai tingkah dilakukan warga. Ada yang lucu, menghibur, bermanfaat, namun ada juga yang menjengkelkan dan berujung pada terali besi.

Contoh aksi sosial yang menghibur dan bermanfaat adalah aksi simpatik pasangan suami istri asal Kampung Larangan, Desa Gayam, Sukoharjo Kota, Sukoharjo, Jawa Tengah yang bernama Agus Widanarko dan Pipiet Nawang. Jauh sebelum pandemi Covid, Danar selalu melakukan aksi sosial yang menarik. Sebagai penyuluh anti narkoba, ia bersama para relawan selalu menyerukan stop narkoba, stop HIV AIDS, ajakan minum jamu tradisional, membagi masker, membagi sembako, sosialisasi membunyikan kentongan, membagi ketupat kepada paramedis dan nakes, serta aksi-aksi lainnya.

Penerima penghargaan dari Wakil Presiden Boediyono kala itu, sebagai penyuluh nasional terbaik, Danar selalu menyisihkan rejekinya untuk aksi membagi nasi bungkus setiap hari Jumat dinihari. Selelah apapun dia dari bepergian, bila sampai di rumah pas malam Jumat, ia bersama istrinya dan dibantu beberapa relawan, selalu memasak nasi dan lauk, untuk dijadikan ratusan nasbung.

Nah, kalau Danar dkk melakukan aksi yang menarik, menghibur, dan bermanfaat, lain halnya dengan aksi sepasang suami istri warga sebuah desa  di Kecamatan Grogol, Sukoharjo. Sang istri yang bekerja sebagai buruh serabutan dan suami membuka bengkel kecil-kecilan ini, merasa bingung saat bulan Ramadhan kemarin. Mengapa bingung? Karena beberapa hari lagi, uang tabungan warga yang berjumlah 20 juta rupiah, harus segera dibagikan untuk berlebaran di tengah pandemi Covid. Kita semua tahu dong, betapa sangat berartinya uang tabungan selama satu tahun tersebut? Karena banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan uang menipis.

Padahal, uang tersebut sudah mereka gunakan untuk membeli barang-barang elektronik seperti kulkas, laptop anak, dan untuk keperluan hidup sehari-hari. Karena pusing tujuh keliling, terbersitlah skenario jahat untuk mengelabuhi polisi dan warga sekitar. Salah satu dari mereka menghubungi aparat Polsek Grogol melalui sambungan seluler, kalau rumahnya sekitar jam 9 pagi dibobol maling, uang 20 juta yang baru diambil dari sebuah bank, amblas.

Begitu polisi dan tim Inafis tiba di tkp, banyak kejanggalan yang ditemui. Usut punya usut, singkat cerita, akhirnya aksi tipu-tipu keduanya terbongkar. Keduanya mengaku hanya merekayasa saja, agar terkesan meyakinkan kalau uang 20 juta lenyap digondol maling, sehingga para tetangganya tidak menuntut pembagian uang tabungan. Sepasang suami istri tersebut akhirnya harus berlebaran di balik jeruji besi, dengan meninggalkan anak-anaknya. Keduanya terbukti telah melakukan laporan palsu.

Untuk Modifikasi Motor  

Tak berselang lama, seusai lebaran ini, ada seorang karyawan pria sebuah pabrik, yang tega menyakiti dirinya sendiri dan mengotori tas ranselnya dengan lumpur. Berbekal dengan hal tersebut, ia lapor ke kantor Polsek Tawangsari, bahwa dirinya telah dibegal, dirampas atau dalam istilah reskrim terjadi curas (pencurian dengan kekerasan). Uang yang ia ambil dari bank sebanyak 2,7 juta rupiah, diambil penjahat.

Setelah diusut, polisi kesulitan melacak pelaku yang ciri-cirinya sudah disebutkan ''korban''. Lagi-lagi, polisi tidak mau terkecoh. Sebagai aparat Negara yang sangat profesional, aksi tipu-tipu ''korban'' tidak mempan. Aksinya terbongkar dan ia harus mendekam di bui.

''Korban'' yang masih muda tersebut mengaku, dengan melakukan aksi tipu-tipu tersebut, ia bisa mendapat pinjaman lunak dari saudaranya, untuk mengangsur kredit sepeda motor yang tinggal 3 kali angsuran saja. Karena uang yang seharusnya digunakan mengangsur kredit tersebut, justru ia gunakan untuk memodifikasi sepeda motornya.

Foto : barang bukti sepeda motor yang dimodifikasi pelaku aksi tipu-tipu. | Sumber dokumentasi:
Foto : barang bukti sepeda motor yang dimodifikasi pelaku aksi tipu-tipu. | Sumber dokumentasi:
Oalah! Begitulah.

(catatan ringan NKRi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun