Mohon tunggu...
fathuroji
fathuroji Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

zebra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Gangguan Psikosis Bagi Anak

3 Januari 2021   23:33 Diperbarui: 4 Januari 2021   00:13 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Psikosis adalah kondisi di mana penderitanya mengalami kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi. Gejala yang muncul pada penderita psikosis berupa delusi atau waham, dan halusinasi. Sebagai contoh, penderita psikosis akan memiliki anggapan bahwa dirinya seorang agen rahasia negara namun pada kenyataannya tidak, atau mendengar suara orang berbicara meski tidak ada yang bersuara. Penanganan psikosis dapat dilakukan dengan pemberian obat dan psikoterapi. Jika tidak ditangani dengan tepat dan segera, kondisi ini dapat berdampak pada kemampuan pasien dalam hidup bersosial. Penyebab pasti psikosis belum diketahui. Memiliki pola tidur yang buruk, mengonsumsi alkohol atau menggunakan ganja, dan mengalami trauma akibat kehhilangan seseorang yang dicintai, seperti orang tua atau pasangan, dapat menjadi pemicu munculnya kondisi ini.

Psikosis juga dapat dipicu oleh kondisi yang terjadi karena adanya gangguan pada otak, seperti: Penyakit Parkinson, Penyakit Huntington, Tumor atau kista otak, Stroke, Penyakit Alzheimer, Epilepsi dan Infeksi yang menyerang otak, seperti HIV dan sifilis. Gejala psikosis yang muncul pada tiap orang dapat berbeda-beda, tergantung penyebab, usia, dan keparahan kondisi. Seseorang yang mengalami psikosis akan memiliki gejala utama berupa delusi dan halusinasi.

Delusi

Delusi atau waham adalah kondisi di mana seseorang memiliki keyakinan yang kuat dan tidak dapat dipatahkan terhadap sesuatu yang tidak nyata, misalnya mempercayai bahwa dirinya menderita penyakit yang mematikan, meskipun pada kenyataannya kondisi orang tersebut sehat.

Halusinasi

Halusinasi adalah kondisi di mana seseorang mendengar, melihat, merasakan, atau mencium sesuatu yang tidak ada dan tidak dialami orang lain, misPada anak-anak, aktivitas yang menggambarkan perilaku halusinasi, misalnya memiliki teman imajinasi, bukan berarti merupakan gejala psikosis. Hal itu hanya suatu bentuk imajinasi anak-anak, serta merupakan tahapan yang normal dan tergolong wajar.alnya mendengar suara orang berbincang ketika dirinya tengah sendirian di suatu tempat.

Pada anak-anak, aktivitas yang menggambarkan perilaku halusinasi, misalnya memiliki teman imajinasi, bukan berarti merupakan gejala psikosis. Hal itu hanya suatu bentuk imajinasi anak-anak, serta merupakan tahapan yang normal dan tergolong wajar. Selain delusi dan halusinasi, beberapa gejala lain yang dapat muncul ketika seseorang mengalami psikosis, meliputi: Sulit berkonsentrasi, Gangguan tidur, Gelisah, Merasa curiga, Gangguan berinteraksi dengan orang lain, Berbicara melantur dan tidak sesuai topik. Merasakan dorongan untuk bunuh diri dan Suasana hati menurun (depresi).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun