Mohon tunggu...
NB
NB Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Tumpeng Halal dan Enak

1 Desember 2020   12:16 Diperbarui: 1 Desember 2020   12:24 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cookpad.com/Icha annisa septiana

Saya masih ingat saat bersekolah dari tingkat SD, SMP dan SMA ketika di Jakarta.

Saat itu pernah ada acara makan nasi tumpeng putih atau warna kuning. Dengan alas dari daun pisang segar juga alat pemisah beras dari kulitnya bernama  tampah.

Dengan hiasan makanan yang menghasut selera seperti telor rebus atau telor mata sapi, ada ayam bakar atau ayam goreng termasuk pula sayuran dan buah mentah seperti tomat dan timun juga  ah banyak deh, pokok teman pembaca bisa terhasut untuk makan nasi tumpeng.

Namun kepala saya menjadi panas saat membaca artikel sabtu 30 november 2020 dari detik food-detik.com yang menuliskan judul berita Heboh Ceramah Tumpeng itu Hindu, Kaesang: Kalau Bentuk Hello kitty?

Berita yang di tulis oleh Yenny Mustika Sari mengambil suatu ceramah agama oleh ustadz Abdul Aziz.  Pada saat itu beliau memberi vonis bahwa ,"barang siapa yang sudah membikin tumpeng berarti dia sudah beragama Hindu."

Penjelasan ustadz Abdul Aziz tentang gambar tumpeng berbentuk segitiga adalah wujud manifestasi trimurti dewa Hindu yaitu Shiwa, Wishnu dan Brahmana.

Sampai akhirnya ahli surga tersebut  mengajak umat Islam untuk meninggalkan tradisi tumpeng segitiga.

Sikap ahli surga melahirkan komentar satir tentang akan banyak umat Islam menjadi penganut agama Hindu, bahkan putera presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi yaitu Kaesang memberi komentar di twiter ," kalo tumpengnya helo kiti gimana?"

detik.com/detikfood
detik.com/detikfood
detik.com/detikfood
detik.com/detikfood
Cerita ini memang membuat campur aduk perasaan saya. Ada rasa sedih, ada rasa lucu dan ada rasa marah, boleh ya? Kenapa begitu sih? Karena tujuan umat Islam membuat nasi tumpeng berkerucut bukan sebagai bentuk aksi murtad. Dan pembuatan nasi tumpeng tidak mengandung unsur haram seperti daging dan minyak babi juga minuman keras.

tirto.id
tirto.id
Walau menurut sejarah nasi tumpeng sudah ada di wilayah nusantara sejak jaman kerajaan beragama Budha dan Hindu namun sejak agama Islam menyebar di pulau Jawa. Budaya membuat nasi tumpeng tetap ada tapi tujuan pembuatannya yang berbeda. Dahulu nasi tumpeng di buat sebagai persembahan bagi dewa penguasa alam semesta dan sekarang nasi tumpeng di buat untuk perayaan yang menyenangkan juga sebagai keterampilan di bidang masak-memasak.

tirto.id
tirto.id
Saya yang senang memakan nasi tumpeng tidak merasa di buat untuk pindah agama dari Islam menjadi Hindu karena tujuan pembuatannya memang sebagai bagian dari pendidikan memasak saat sekolah dulu.

Bahkan dengan ada acara nasi tumpeng rasa sayang kepada NKRI semakin bertambah.

Jadi bodoh banget jika ada pemikiran jika ada pembuatan nasi tumpeng ada suatu sikap pemurtadan.

Inilah realita sosial politik saat ini di mana ada individu dan kelompok yang selalu mencari celah agar orang di sana salah orang di sini benar. Persepsi cocoklogi di pakai untuk membuat perpecahan di antara warga Indonesia dan umat Islam sendiri.

Banyak contoh kasus yang membuat geram orang Indonesia yang beragama Islam akibat komentar bodoh dari ahli dakwah seperti lagu balonku dan lagu naik-naik gunung yang di tuduh menistakan agama Islam, padahal pencipta lagu tersebut beragama Islam.

Termasuk simbol segitiga yang ada si suatu mesjid di Jawa Barat karena di cocoklogi mirip simbol illuminati. Suatu simbol segitiga dengan gambar mata satu di dalamnya.

Paham cocoklogi memang memaksa pihak lain menerima kebenaran kecil menjadi eksekusi positif yang absolut. Tidak dapat di ganggu gugat. Syukurlah di negara Indonesia masih banyak orang pintar yang beradab sehingga usaha pembelokan logika bisa di pijat urut sampai lurus kembali.

Pakem cocoklogi mirip dengan cara komunikasi propaganda. Banyak bohongnya di banding yang benar. Kita semua harus waspada dengan sikap orang-orang penganut faham cocoklogi agar tetap waras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun