Mohon tunggu...
NB
NB Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - pengusaha apa saja

Lucu-lucuan

Selanjutnya

Tutup

Politik

TNI Benar dan Politisi Salah

25 November 2020   11:46 Diperbarui: 25 November 2020   11:53 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fotografer yunandri agus

            Pada tanggal 18 November 2020 beberapa pasukan TNI dari KODAM JAYA bergerak menurunkan poster besar bergambar imam besar FPI Habib Rizieq Shihab di wilayah Jakarta.

            Sejak tanggal itu sampai hari ini rabu tanggal 25 November 2020 aksi penurunan baliho seperti itu belum berhenti.

            Tujuan penurunan gambar tokoh yang mempunyai pengikut berjumlah tidak sedikit mempunyai alasan bahwa ulama yang baru pulang dari negara Arab Saudi tersebut mengucapkan kalimat tak pantas saat berceramah acara maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putri ke empatnya.

            Kalimat yang mengajak orang banyak untuk membenci seorang dan suatu kaum yang berbeda pemikiran dengan kelompok PA 212. Karena bagi kelompok ini siapapun orang dan kaum yang tidak satu faham adalah kaum sesat yang harus di hukum tegas. Menurut ajaran mereka aturan adalah berasal dari Tuhan mereka sendiri.

            Namun bagi kaum yang tidak setuju dengan sikap dari negara petamburan berseragam putih, tingkah belagu warga negara petamburan seragam putih harus di tertibkan sebelum bencana besar terjadi yaitu kerusuhan sosial berskala nasional dengan korban jiwa banyak.

            Mendengar kalimat seperti itu Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto melakukan tatap muka dan memberikan komentar agar TNI selalu menjaga kedaulatan NKRI.

            Sejak itulah kaum militer Indonesia melakukan sikap yang di anggap beberapa orang cerdas sebagai tingkah yang tidak pantas di lakukan oleh prajurit.

            Menurut ucapan dari Fadli Zon anggota DPR-RI  juga Jimly Asshiddiqie ahli hukum tata negara dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bahwa penurunan baliho bergambar imam besar FPI Habib Rizieq Shihab di lakukan oleh satpol PP bukan TNI.

            Ucapan dua tokoh politik tadi juga di dukung oleh ketua Ombusman perwakilan DKI Jakarta, Teguh P Nugroho dan aktivis pembela Ham Haris Azhar.

            Kisah politik memang aneh, yang salah jadi benar dan yang benar jadi salah. Para individu yang berpolitik punya pemikiran berbeda tentang suatu cerita dan mereka bisa membuat hasil cerita tersebut sebagai unsur baik atau unsur buruk.

            Tapi ada saya perhatikan dari celoteh para manusia cerdas ber-KTP Indonesia bahwa mereka tersinggung dengan sikap TNI yang menurunkan baliho imam besar. Padahal banyak warga negara Indonesia yang tidak setuju dengan sikap imam besar tersebut karena selalu berkata yang membakar murka kelompok sendiri dan pihak seberang.

            Sehingga dengan ucapan yang keluar dari imam besar tersebut akan mampu menciptakan suasana kacau dan bisa membuat pandangan negara lain menjadi jelek kepada negara Indonesia.

            Dan kita semua harus sepakat bahwa cerita buruk yang mengerikan di masa lampau jangan terulang kembali karena hal tersebut hanya akan menciptakan dendam abadi antar anak bangsa.

            Kerugian emosi yang di timbulkan bukan hanya terasa di hari ini tapi bisa terpelihara sampai dunia kiamat.

            Di sinilah peran para politisi yang di titipkan kesempatan mulia agar jangan bertindak hina namun harus tetap bersikap mulia agar rakyat dan negara Indonesia tercinta tetap terasa dan terpandang mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun